TabloidNakita.com - Sebelum memerah ASI, ibu perlu melakukan persiapan lebih dulu, di antaranya:
• Lakukan ketika payudara sedang penuh, inilah waktu yang paling tepat untuk memerah ASI. Bisa diulang kembali sekitar 3—4 jam.
• Alat-alat yang akan digunakan untuk memerah ASI harus disetrilisasi lebih dulu. Sebaiknya selesai memerah, alat-alat tersebut langsung dibersihkan hingga tetap terjaga kebersihannya.
• Pilih ruangan yang memungkinkan ibu nyaman dan tak terganggu apa pun ketika sedang memerah ASI. Lebih baik lagi bila si kecil ada yang menjaga hingga konsentrasi ibu tak terganggu.
• Cuci tangan dengan sabun dan air tiap kali hendak mulai memerah, sedangkan payudara cukup dicuci dengan air. Jangan gunakan sabun atau apa pun pada puting.
• Minumlah satu gelas air/sari buah/susu/secangkir sup atau kacang hijau sebelum memerah ASI.
CARA MEMERAH ASI:
Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk memerah ASI, yaitu:
1. Memerah ASI dengan jari.
Caranya, letakkan ibu jari dan telunjuk di tepi areola pada posisi jam 6 dan 12, kemudian lakukan penekanan ke arah dada ibu tegak lurus dan pijat ke arah luar tanpa mengubah posisi jari. Ulangi gerakan seperti ini sampai selesai, kemudian ganti posisi jam 9 dan jam 3. Lakukan hal ini berulang pada setiap sudut. Letakan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperas. Pengeluaran ASI yang memadai berlangsung selama 20—30 menit.
2. Memerah ASI Menggunakan alat pompa.
Bila menggunakan alat pompa ASI, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:
• Pompa ASI manual sangat praktis karena tak perlu baterai/listrik sehingga dapat dibawa ke mana pun ibu pergi dan umumnya lebih tahan lama dibandingkan dengan yang elektrik. Kekurangannya lebih pada "tenaga" untuk memerahnya yang tidak konstan. Ketika tangan mulai lelah, tekanan pada pompa pun berkurang dan akan berdampak pada ASI yang dikeluarkan.
• Pompa ASI elektrik, karena menggunakan tenaga listrik/baterai, memungkinkan pemerahan dilakukan dengan konstan sehingga dapat lebih memaksimalkan pengosongan ASI dari payudara dan membuat produksi ASI tetap maksimal. Jika menggunakan baterai, pompa ini praktis dibawa ke mana saja dibanding menggunakan listrik. Kekurangannya, cepat aus dan baterai harus selalu diganti.
• Bila ibu sering bepergian, pilihlah pompa berukuran kecil dan memiliki wadah yang praktis untuk dibawa-bawa.
• Bila ibu bekerja dan memiliki waktu terbatas, pilihlah pompa elektrik yang memiliki 2 corong agar ibu bisa memompa ASI dari kedua payudara sekaligus. Tentu ukuran corongnya sesuai dengan ukuran payudara ibu.
• Pilihlah pompa ASI yang mudah dibongkar pasang. Ini berkaitan dengan keharusan sterilisasi setiap bagian pompa setelah selesai digunakan. Kebersihan alat pompa harus dijaga untuk menghindarkan pencemaran oleh kuman. Hindari pompa yang hanya terdiri atas balon (pemompa) dan corong karena bagian balon tak dapat disterilisasi.
• Sebaiknya pompa tersebut juga memiliki pengaturan kekuatan menyedot sehingga dapat disetel sesuai keinginan dan kenyamanan ibu.
KOMENTAR