TabloidNakita.com - Agar anak mau mendengarkan ucapan kita, sesungguhnya tak sulit, kok. Namun, memang anak batita, seperti halnya kita semua, tidak selalu mau mendengarkan perkataan orang lain. Mungkin hal tersebut membuat Mama kesal, tapi sesungguhnya saat ini mereka tengah membutuhkan stimulasi agar dapat menaruh perhatian dengan baik.
Roni Leiderman, pakar pendidikan anak sekaligus penulis Baby Play, 365 Activities You and Your Baby Will Love mengingatkan, “Yang kerap terjadi, orangtua malah mengulang dan terus mengulang perintah mereka sampai sepuluh kali, dan setelahnya mengancam untuk menjatuhkan hukuman. Sesungguhnya cara tersebut hanya akan membuat si anak mengabaikan Mama sebelum akhirnya mendengarkan ulangan perintah yang kesepuluh.” Mengapa demikian? Karena dengan tidak mendengarkan, si kecil justru mendapatkan perhatian Mama, bukan? (meskipun omelan tanpa henti bukanlah bentuk terbaik dari perhatian).
Padahal, anak perlu dirangsang untuk menjadi pendengar yang baikagar ia mampu belajar dengan lebih efektif, memahami tanda bahaya, menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain, termasuk orang dewasa lain yang harus dia hormati, serta membangun pertemanan yang baik. Ada banyak strategi sederhana yang bila dijalani secara konsisten dapat membuat si batita memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik. Dan, seperti yang ditegaskan Leiderman, “Tidak pernah ada kata terlalu dini tentang kapan mulai mengajari si kecil. Batita mungkin tidak akan bisa mendengarkan sebaik anak berumur 5 tahun, tapi dia tetap saja memiliki banyak keunggulan berkat kemampuan tersebut.” Sudah tidak sabar membuat anak batita Mama menjadi pendengar yang baik? Berikut kiat praktis agar anak mau mendengarkan:
1. Berdiri sama tinggi
Cepat atau lambat, orangtua akan menyadari bahwa berteriak sambil berdiri (apalagi dari kamar sebelah) jarang menghasilkan efek yang diinginkan. Mengapa tidak berjongkok atau menggendong anak Mama sehingga Mama bisa menatap matanya dan mendapatkan perhatiannya. Anak juga akan mendengarkan dengan lebih baik saat Mama duduk di sampingnya saat sarapan sambil mengingatkannya untuk menyantap nasi di piringnya, atau duduk di sisi tempat tidurnya menjelang tidur malam sambil mengatakan kepadanya bahwa Mama akan mematikan lampu kamar. Kontak mata sangat penting dan paling efektif ketika Mama bertatap muka dengan anak Mama.
2. Memberi pesan yang jelas
Agar batita mau mendengarkan, saat ingin menyampaikan pesan, Mama sebaiknya melakukannya dengan jelas, simpel, dan tegas. Anak Mama mungkin akan sulit memusatkan perhatian jika Mama membicarakan suatu topik dengan bertele-tele. Misalnya dalam suatu kalimat panjang, seperti “Di luar sangat dingin, dan akhir-akhir ini kondisi badanmu sedang tidak fit, jadi Mama ingin kamu untuk memakai jaketmu sebelum kita pergi ke toko,” batita Mama akan mengalami kesulitan dalam menangkap pesan Mama.
Sementara itu dengan kalimat, “Saatnya pakai jaket,” si kecil tentunya dapat dengan segera menangkap maksud Mama. Hindari kalimat yang seolah-olah mengandung pertanyaan jika sebenarnya si kecil tidak diberikan pilihan. “Waktunya duduk di car seat” dampaknya lebih besar ketimbang, “Duduk di car seat-mu, ya, Sayang?”
Memberikan batita banyak pilihan adalah hal yang bagus. Hanya saja Mama harus menyetujui semua tawaran yang Mama berikan―dua pilihan saja cukup. Dengan diizinkan untuk menentukan pilihan dalam tawaran yang terbatas, anak Mama akan merasa berdaya (dan Mama akan merasa puas dengan apa pun yang dia pilih).
Kiat-kiat di di atas baru 2 poin awal dari 9 kiat praktis agar batita mau mendengarkan. Masih ada tujuh lagi yang tak kalah efektif dengan contoh penerapan yang mudah. Mama bisa langsung mempraktikkannya di rumah.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
KOMENTAR