Kebiasaan menjengkelkan #6 Merengek.
Hampir semua batita akan melewati fase merengek. Jika Anda sering mengatakan, “Oke! Kamu boleh...”, berarti Anda sudah mengajari si kecil bahwa merengek adalah cara terjitu untuk memanipulasi Anda. Coba respon si kecil dengan mengatakan,” Maaf. Ibu tidak mengerti apa yang kamu katakan jika kamu berbicara seperti itu.”
Kebiasaan menjengkelkan #7 Milih-milih makanan.
Ketika sudah menginjak usia 18 bulan, batita akan dihadapkan dengan beragam makan baru. Tapi jangan abaikan fakta bahwa berapa kali pun mereka mencoba makanan tertentu, mereka tidak bisa belajar untuk menyukainya. Kadang para orang tua suka lupa dengan istilah “suka” dan “tidak suka”. Jika si kecil tidak suka brokoli, cobalah untuk memberikan mereka sayuran jenis lain.
Kebiasaan menjengkelkan #8 Menggigit.
Pada kisaran usia 9-18 bulan, menggigit adalah sikap eksperimental yang dilakukan si kecil untuk mengetahui, “Apa yang terjadi jika aku melakukan ini?”. Apabila kebiasaan menggigit yang terus berlanjut, Anda butuh dokter untuk mengatasinya. Pada batita yang usianya lebih tua, Anda bisa mencari pemicu dari sikap mereka, seperti lapar, kelelahan, atau pertumbuhan gigi. Lalu lakukan tindakan pencegahan sebelum mereka menggigit orang terdekat.
Jika si kecil menggigit anak lain, segeralah minta maaf dan berikan penjelasan kepada orang tua mereka bahwa Anda sedang berusaha menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Jika Anda tidak melakukannya, maka orang tua lain akan berpikir Anda tidak peduli untuk mengajarkan sikap yang baik kepada si anak. Tindakan meminta maaf bisa menunjukan kalau Anda peduli.
Kebiasaan menjengkelkan #9 Berlarian sambil telanjang.
Ini merupakan sikap yang normal dan menggoda buat si kecil untuk bereksplorasi pada tubuh mereka. Tidak ada alasan atau arti lain. Untuk mencegah mereka membuka baju di ruang publik, Anda bisa mengingatkan si kecil secara perlahan bahwa bagian tubuh pribadi harus ditunjukkan di tempat-tempat pribadi juga. (AA)
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
KOMENTAR