TabloidNakita.com - Berikut penjelasan bila anak hanya mau makan mi.
MI = PENGGANTI NASI
Sebetulnya, tak masalah orangtua menyuguhkan mi, karena makanan anak jadi lebih bervariasi. Hingga, ia tak mengalami ketergantungan pada salah satu jenis makanan tertentu. Toh, mi tak beda dengan nasi karena merupakan makanan sumber tenaga alias mengandung karbohidrat. Dalam bahasa lain, mi bisa dijadikan makanan pengganti nasi.
BILA ANAK KETERGANTUNGAN MI
Yang jadi persoalan, bila kemudian anak mengalami ketergantungan pada mi semata dan tak mau makan selain makan mi. Ini dampak bila anak hanya mau makan mi:
1. Kurang Sehat Bila Anak Hanya Mau Makan Mi
Mi memiliki perbedaan dengan nasi. Mi terbuat dari tepung terigu yang boleh dibilang tak mengandung serat sama sekali. Agar mi bisa mengembang, dalam pembuatannya pun ditambahkan bahan seperti karbonat. Sedangkan nasi, kendati berasnya sudah mengalami proses penggilingan, kandungan seratnya masih banyak dan tak mengalami penambahan zat kimia. Serat menjadi penting karena makanan yang sedikit mengandung serat dalam metabolisme tubuh cenderung diubah menjadi energi yang akan diubah lagi menjadi lemak. Efeknya, bila anak hanya mau makan mi, ia bisa mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas.
2. Mi Sarat Bumbu Penyedap
Bumbu mi instan karena banyak mengandung unsur yang dapat merangsang dan membuat iritasi saluran pencernaan anak. Ada garam dan merica yang dicampur MSG serta aroma buatan, chili powder (bubuk cabai), dan vegetable oil (minyak sayur) atau cooking oil (minyak untuk memasak). Terlebih zat penajam rasanya, inilah yang merusak selera makan, yang membuat anak “kecanduan” pada jenis makanan ini hingga ia enggan beralih pada makanan lain.
Kesimpulannya, tidak sehat bila anak hanya mau makan mi, apalagi yang disajikan adalah mi instan. Untuk itu, alihkan anak untuk mengonsumsi nasi beserta makanan bergizi lainnya. Sajikan makanan itu dengan menarik dan bangun suasana menyenangkan, sehingga anak mau makan selain mi.
MI UNTUK ANAK DI ATAS 2 TAHUN
Sebaiknya, anak baru diperkenalkan dengan mi saat usianya sudah mencapai 2 tahun ke atas. Alasannya, karena di bawah usia 2 tahun, pencernaannya belum kuat dan enzim-enzimnya belum mencukupi.
Kemudian, dalam pemberian mi hendaknya menggunakan bumbu olahan sendiri. Selain aman, rasanya pun bisa lebih enak dan sesuai selera. Memang, sih, pembuatan mi ini akan lebih merepotkan karena harus menyiapkan bumbu sendiri. Untuk lebih menarik selera dan agar nilai gizinya tetap terpenuhi, masaklah mi dengan campuran sayuran, semisal sawi, kol, wortel, caisim, serta lauk-pauk, seperti telor, daging sapi, daging ayam, dan lainnya. Mi lezat pun sudah terhidang.
KOMENTAR