TabloidNakita.com - Berikut 4 cacing penyebab cacingan pada anak:
1. Cacing kremi
Infeksi cacing kremi secara awam biasa disebut sebagai “kremian”. Cacing ini berukuran sangat kecil (sekitar 1 cm) dan berwarna putih seperti parutan kelapa. Oleh karena itu ada mitos yang menyebutkan bahwa kremian disebabkan karena anak makan parutan kelapa. Hal ini tentu saja tidak benar.
Cacing kremi masuk ke dalam tubuh anak dalam bentuk telur yang mengandung larva. Telur ini biasanya melekat pada jari anak-anak, yang didapatkan pada saat bermain dengan tanah.
Telur cacing tersebut dapat bertahan di kulit anak selama berjam-jam, dan dapat bertahan hidup sampai 3 minggu pada pakaian, mainan, juga tempat tidur. Apabila anak tidak mencuci tangan dengan baik, telur cacing akan ikut masuk ke dalam tubuh saat jari tangan anak masuk ke dalam mulut.
Di dalam tubuh, larva akan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam usus besar. Setelah dewasa, cacing ini berpindah ke daerah anus yang menimbulkan rasa gatal di daerah anus atau vulva (kemaluan wanita). Gejala ini biasanya timbul pada malam hari ketika cacing kremi betina keluar ke permukaan tubuh untuk meletakkan telurnya di sekitar anus/vulva. Meskipun tidak terlalu berbahaya dibandingkan cacing jenis lain, cacing kremi biasanya membuat anak rewel, sukar tidur, malas makan, dan akhirnya membuat badan anak menjadi kurus.
2. Cacing gelang
Cacing dewasa bisa berukuran hingga 10-30 cm. Sumber infeksi adalah tanah yang tercemar feces penderita cacingan. Cacing ini masuk ke tubuh anak dalam bentuk telur (yang mengandung larva), melalui makanan/minuman atau tangan anak yang tercemar telur cacing gelang. Di dalam tubuh, cacing ini akan hidup di dalam usus besar. Setelah 2 bulan menginfeksi, cacing betina akan bertelur sekitar 20.000 butir per hari.
Jika terinveksi cacing ini, anak biasanya akan menunjukan gejala mual, penurunan nafsu makan, muntah dan diare. Di dalam usus, cacing gelang dewasa juga akan langsung mengambil makanan yang masuk, sehingga menyebabkan anak kurang gizi. Pada kondisi lanjut, jumlah cacing gelang di dalam usus yang semakin banyak dapat menggumpal seperti bola, yang dapat menyebabkan sumbatan saluran cerna/usus. Untuk diketahui, cacing gelang dapat berpindah ke organ lain seperti hati dan paru-paru, sehingga menimbulkan gejala batuk-batuk.
3. Cacing pita
Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Anak dapat terinfeksi cacing pita apabila makan daging sapi/babi yang tidak dimasak dengan sempurna. Cara lain adalah melalui makanan, air atau tanah yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung telur/larva cacing tersebut.
Di dalam tubuh, cacing ini dapat berada di otak, mata, otot, dan lapisan bawah kulit. Gejala infeksi cacing pita pada anak beragam sesuai dengan lokasi cacing di dalam tubuh. Paling berbahaya adalah apabila infeksi terjadi di otak. Gejala dapat berupa epilepsi, bahkan pada beberapa kasus penyakit cacing ini bahkan dapat menimbulkan kematian.
4. Cacing Tambang
Cacing tambang berukuran sekitar 1 cm. Larva cacing ini masuk ke dalam tubuh anak melalui kulit, yang biasanya terjadi pada anak yang bermain di tanah tanpa alas kaki atau melalui tangan ketika dia memegang benda-benda yang mengandung larva cacing. Dari pori-pori, larva cacing ini masuk ke aliran darah, lalu ke jantung, paru-paru, kemudian ke usus.
Cacing ini menjadi dewasa di usus halus. Di dalam tubuh, cacing tambang akan mengisap darah anak. Oleh karena itu pada infeksi cacing tambang yang berat dan yang telah berlangsung lama, dapat timbul gejala anemia dan kekurangan zat besi.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
KOMENTAR