Tabloid-Nakita.com - Kulit anak mudah teriritasi salah satunya karena ia mengalami prurigo. Seperti halnya dermatitis atopik, prurigo merupakan penyakit keturunan, jadi hanya menyerang anak-anak yang ”berbakat”. Ada anak yang terjangkit penyakit kulit ini sejak berumur dua tahun, ada pula yang baru mengalami di usia 5 atau saat dirinya duduk di bangku SD.
Anak pria tercatat lebih rentan terkena prurigo daripada anak perempuan, tanpa penyebab yang belum diketahui hingga kini. Prurigo juga kerap dikaitkan dengan faktor emosional. Hal ini dilandasi fakta bahwa rasa gatal kerap muncul kala penderita me-
ngalami stres atau ketegangan emosional.
Namun seperti yang telah dijelaskan tadi, prurigo merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu orangtua atau salah satu keluarga si anak mengalami hipersensitivitas pada kulit, menderita alergi atau ada kecenderungan asma, maka risiko anak mengalami kondisi yang sama mencapai 25-30%. Angka ini akan meningkat menjadi 60-70% jika kedua orangtuanya mempu-
nyai bakat alergi.
Bakat pengidap prurigo lazimnya baru terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan darah. Pada prurigo, sel darah putih jenis eosinophyl lebih banyak dari yang normal.
Munculnya prurigo bermula dari bintil-bintil sebesar jarum pentul yang tak begitu tampak. Penderita baru tahu ada bintil alit (kecil) setelah merasakan sensasi gatal hebat, sehingga terdesak menggaruk dan terus menggaruk. Gatal-gatal itu biasanya muncul di kulit tungkai, lengan bawah, dahi, pipi, kulit perut, dan bokong.
Garukan yang heboh menimbulkan lecet, disusul kelainan kulit lanjutan. Kelainan ini yang menyisakan masalah. Pada kulit akan timbul semacam kerak, kulit berwarna lebih gelap, disusul infeksi berupa bisul-bisul kecil. Setelah bisul sembuh, biasanya menyisakan bintik hitam yang menetap.
Bila gatal datang minta anak untuk menahan diri tidak menggaruk. Langsung oleskan minyak kayu putih atau pereda gatal lainnya. Selama tidur malam, untuk menghindari efek garukan tak sadar, biasakan memakai sarung tangan. Jadi kalau tangan menggaruk, kulit tak langsung tergores kuku. Karena anak sering kali tidak bisa me-
ngontrol diri baik saat terjaga ataupun saat tidur, selain melakukan upaya tersebut, ada baiknya diberikan antigatal yang cocok dari dokter.
Jika prurigo sudah menyerang, perlu diberi obat oles (krim, bedak) golongan kortikosteroid. Bila tampak ada risiko terjadi infeksi umumnya dokter akan meresepkan antibiotik, supaya bisul tak tumbuh. Pada kasus prurigo hebat, pasien perlu minum obat penenang supaya bisa tidur lelap. Intinya prurigo harus segera dijinakkan. Karena bersifat residif (mudah kambuh), diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam mengobati penyakit prurigo.
Pada anak, bekas prurigo tidak perlu diobati dengan obat-obat anti hiperpigmentasi. Sebab kulit anak masih dalam masa pertumbuhan. Biasanya kulit si kecil akan pulih sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia. Tapi pada orang dewasa, untuk meminimalisasi bekas hitam (hiperpigmentasi) sebaiknya berobat ke dokter spesialis kulit agar mendapat obat yang sesuai. Namun, perlu ketelatenan karena pengobatan itu perlu waktu cukup lama.
“Satu hal yang perlu diketahui orangtua, jangan sembara-
ngan memberikan obat pada anak. konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, kenali nama obatnya, gunakan sesuai aturan pakai yang tertera dalam kemasan, atau atas petunjuk dokter,” pesan Radijanti. Cegah agar kulit anak tidak mudah teriritasi.
KOMENTAR