Seperti halnya tidur malam, kita juga perlu membujuk si batita agar mau tidur siang. Mengapa? Karena kecukupan tidur siang dan malam sama pentingnya bagi pertumbuhan fisik dan psikologis anak. Di saat tidur siang, anak sebenarnya sedang mengumpulkan tenaga untuk bisa melanjutkan aktivitas bermainnya di sore hari. Tidur siang juga memberikan kesempatan kepada tubuh anak untuk mengembangkan jaringan saraf-saraf otak, sehingga dapat menyerap beragam informasi yang ada di lingkungan.
Apalagi kebutuhan tidur di usia batita masih tinggi, sehingga tanpa tidur siang, tidur malam saja tidak cukup memberinya waktu beristirahat. Kebutuhan tidur/istirahat anak usia 1 tahunan sekitar 12 jam sehari belum termasuk tidur siang selama 1—2 jam. Selanjutnya di usia 2—3 tahun, pola tidur anak mulai menyerupai pola tidur orang dewasa, yaitu rata-rata 8—10 jam sehari. Sebaiknya sejak awal anak sudah dibiasakan tidur siang sehingga kebutuhan beristirahatnya dapat terpenuhi. Sebagian anak yang memiliki energi besar atau aktif memang sulit diajak tidur siang. Namun, hal ini dapat disiasati dengan beberapa ritual, seperti mencuci tangan dan kaki, menyeka keringat dengan waslap, mengajak anak ke kamar, membuat anak nyaman dengan cara memeluk atau mengusap-usap badannya, menciptakan suasana tenang, dan bersenandung kecil. Yang paling penting adalah konsistensi orangtua dalam membentuk pola tidur anak. Tanpa konsistensi, jam biologis kantuk tidak akan terbangun pada anak.
KOMENTAR