Mengajak anak bernyanyi ternyata tak sekadar membuatnya fun dan relaks. Lebih dari itu bernyanyi ternyata bisa mencerdaskan anak. Bernyanyi merupakan bentuk latihan menggetarkan selaput suara tenggorok, disamping melatih diafragma untuk pernapasan. Hal ini memberi dampak kesehatan bagi individu karena melatih fungsi kerja organ dalam. Stimulasi vibrasi suara yang kemudian diolah dalam susunan saraf pusat, merangsang pertumbuhan serta pengembangan corpus calosum (jembatan antara belahan otak kiri dan kanan), sehingga jalur transformasi dari otak kiri ke kanan dan sebaliknya akan makin cepat. Akibatnya, pengolahan data di otak semakin cepat dan respons individu terhadap stimulus makin cepat pula. Semakin cepat individu mampu memproses stimulus, semakin ia dinilai berinteligensi tinggi.
Namun perlu diingat, orangtua harus cerdik memberi dukungan pada anak agar tidak menimbulkan kejenuhan. Pemaksaan latihan akan menimbulkan kejenuhan dan hanya bermanfaat bagi mereka yang memang pada dasarnya sudah memiliki bakat musikal. Bakat musikal bisa dilihat saat anak mengikuti irama yang tampak selaras dan ketika ia bernyanyi suaranya tidak sumbang. Saat latihan musik bersama anak, pahami konsentrasi anak terbatas. Setiap kali latihan selama 30—40 menit sudah cukup. Jika mungkin, setidaknya satu hari sekali, tetapi satu minggu dua atau tiga kali pun cukup. Mereka yang memiliki bakat khusus akan cenderung meningkatkan intensitas latihan sendiri.
Nah, jika sejak kanak-kanak dibiasakan untuk dapat menikmati musik apalagi belajar musik, maka minimal fungsi nalarnya akan berkembang ke arah positif, kemampuan untuk mengapresiasi musik menjadi lebih baik, fungsi motorik halus berkembang lebih bagus, integrasi nalar, afektif, dan keterampilannya pun akan berkembang.
KOMENTAR