Banyak orangtua mengikutsertakan anak dalam kegiatan ini-itu, dengan tujuan supaya potensi anak berkembang optimal. Tidak salah memang, sebab persaingan global menuntut anak tidak sekadar sehat, namun juga tumbuh optimal. Dibutuhkan 3 hal untuk tumbuh optimal, yakni IQ (Intellegent Quotion), EQ (Emotional Quotion), dan perkembangan fisik. Berikut penjelasannya:
IQ (Intellegent Quotion)
Tak bisa dipungkiri IQ (Intellegent Quotion) adalah salah satu indikator kecerdasan anak. Perkembangannya sudah dimulai sejak trimester kedua hingga usia bayi 18 bulan. Bayi baru lahir jumlah sel otaknya mencapai 66% dan beratnya 27% dari berat maksimal. Kemudian, sel-sel otak akan tumbuh sampai 90% dari berat maksimal. Jika berat otak dewasa rata-rata 1.400 gram, maka di usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 1.200 gram. Karenanya sangat penting memberikan asupan yang terbaik di usia pertumbuhan ini. Masa-masa krusial inilah yang sering diistilahkan sebagai masa keemasan (golden age). Semakin baik nutrisi yang diterima anak, semakin cepat hubungan antarsinaps sel-sel otak (neurotransmitter), ini berarti pesan yang diterima anak dari lingkungan akan tersampaikan lebih optimal. Kemampuan menerima dan menyampaikan pesan ini adalah ciri anak cerdas.
Bagaimana kalau kebutuhan nutrisi kurang? Perkembangan otak anak akan lambat, mengurangi jumlah siklus replikasi sel, serta menghambat hubungan antarsel. Tak kalah pentingnya adalah stimulasi atau rangsangan sedini mungkin secara bervariasi dan teratur. Stimulasi yang tepat akan membuat pembentukan cabang-cabang sel otak dan melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak, sehingga membentuk hubungan antar sinaps sel-sel otak yang lebih kompleks. Anak pun tumbuh dengan kecerdasan yang kain tinggi dan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligence).
EQ (Emotional Quotion)
Kunci sukses berikutnya adalah EQ (Emotional Quotion), bahkan perannya disebut lebih besar dari IQ, yakni 80% kesuksesan ditentukan oleh EQ, sisanya IQ. EQ atau kecerdasan emosi adalah suatu term untuk menjelaskan mengenai kemampuan seseorang dalam meregulasi emosinya. Dalam hal ini, kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengelola emosi yang ia rasakan dan kemudian menyalurkannya lewat jalur-jalur yang konstruktif (tidak merugikan diri sendiri dan orang lain). Kecerdasan emosi juga mencakup kemampuan seseorang mengenali emosi orang lain. Emosi membantu manusia untuk mengukur kondisi internal dan ekternal dirinya.
Penting diketahui bahwa kecerdasan emosi mulai terbentuk sejak dalam kandungan. Ibu yang selama hamil tenang dalam artian tidak ada gejolak emosi yang berarti, akan melahirkan anak-anak yang relatif bisa mengontrol emosinya. Selanjutnya orangtua bisa melatih anak untuk mengenali dan menerima emosi mereka. Seperti, sedih atau kecewa adalah emosi yang wajar dialami saat orang tidak mendapatkan keinginannya. Bantu anak menyalurkan emosi dengan cara yang konstruktif. Misalnya berolahraga atau menggambar untuk menghilangkan kekesalan. Atau memberikan reward saat berhasil mencapai sesuatu. Orangtua juga harus melatih anak untuk asertif dalam mengemukakan emosinya. Misalnya saat anak sedih, latih untuk mengatakan, “Saya sedang tidak enak hati. Saya mau sendiri dulu ya”. Meski terlihat sederhana tapi hal-hal itu harus dilatih/dibiasakan sejak kecil.
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik adalah salah satu tanda yang paling mudah dikenali. Anak-anak yang sehat, pertumbuhan fisiknya akan sesuai pertambahan usia. Di usia 4 tahunan pertambahan berat badannya kurang lebih 2 kg/tahun, dengan tinggi badan 2 kali tinggi saat lahir. Tonggak-tonggak perkembangan yang sudah harus dikuasai anak, gambarannya adalah sebagai berikut: anak sudah bisa melakukan aktivitas motorik seperti berjalan lurus ke depan/belakang, berdiri di atas papan keseimbangan, melompat sambil berlari, menikung dan berhenti secara efektif/terkontrol. Terkait dengan motorik halus, hal yang sudah dikuasainya, seperti menggunting mengikuti garis lurus atau zig-zag, mengoordinasikan jari tangan dengan mata, membuat bentuk persegi empat, menyelesaikan pasel 4 keping.
Orangtua tak perlu marah-marah akalau anak seakan-akan tidak bisa disuruh duduk diam. Karena ciri khas fisik anak usia ini adalah sangat aktif, senang berlari dan melompat, belum dapat duduk tenang terlalu lama. Anak pun mulai mampu melakukan banyak hal sendiri, sering tak mau lagi dilayani dan mempunyai kemauan yang sering kali berbeda dengan orang dewasa.
Ingin mengetahui tahap perkembangan si Kecil di usianya? Klik disini
Informasi mengenai kemampuan eksplorasi, bicara, dan belajar si Kecil Klik disini
Untuk berkonsultasi langsung seputar nutrisi si Kecil silahkan menghubungi Bebeclub Careline yang selalu siap menemani Ibu dan Ayah selama 24 jam, 7 hari seminggu di nomor telepon bebas pulsa
0 800 1 202 202.
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
KOMENTAR