Mengajak si batita keramas? Wow, mungkin sulitnya minta ampun. Caranya sih mudah tapi dalam praktiknya tak semudah dibayangkan, lo. Di sini sering kali orangtua harus “berantem” dengan si kecil. Meski begitu, tak ada masalah tanpa solusi, bukan? Barangkali kita perlu ketahui dulu kenapa ia sampai meronta-ronta atau menangis kalau dikeramasi. Mungkin suatu ketika kala mandi, tak sengaja matanya terkena percikan sampo sehingga terasa perih.
Bagaimana membujuknya agar mau keramas? Berikut tip-nya:
Mama dapat memilihkan sampo khusus anak, perhatikan dalam kemasannya apakah tercantum tulisan tidak perih di mata. Biasanya sampo untuk anak-anak memiliki corak yang menarik, ajak ia memilih sampo kesukaannya.
Ketika mandi, beri kesempatan ia untuk bermain-main dengan busa sampo. Misalnya, ia mengeramasi boneka plastiknya yang dibawa mandi. Dengan begitu, suasana yang tercipta jadi menyenangkan.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah bernyanyi atau menyanyikan lagu kesukaannya, sehingga suasana dikeramasi tidak “menegangkan” apalagi, kan, kepalanya harus diguyur air.
Oh ya, agar memudahkan mengeramasi si kecil, sebaiknya bila rambutnya panjang, pertimbangkan untuk memotongnya. Dengan kondisi rambut pendek, kita akan lebih mudah mengeramasi si batita.
Satu hal penting lain, upayakan untuk mengeramasi si kecil secara rutin.
Selain keramas, batita banyak yang sulit diminta potong rambut. Sebagian anak menolak dibawa ke tukang cukur atau salon lantaran “pelaku”-nya orang asing. Tapi ada juga walaupun hendak dipotong rambut oleh ibunya, ia malah meronta-ronta atau menangis. Bagaimana supaya ia mau kompromi dipotong rambut? Berikut tip-nya:
Sesekali ketika mama/papa hendak potong rambut, baik itu ke salon atau tukang cukur, bawalah si kecil. Biarkan ia melihat bagaimana orangtuanya dipotong rambut. Jadi kita memberi contoh atau model, bahwa dipotong rambut itu tidak apa-apa dan tidak menyakitkan.
Upayakan agar segera menyingkirkan atau mengambil potongan rambut yang menempel di tengkuk, tangan bahkan wajah, agar ia tak merasa gatal atau geli.
Pilih waktu yang tepat, yaitu ketika suasana hatinya gembira. Jangan sampai ketika ia lapar atau rewel lalu diajak potong rambut.
Puji atas kesediaannya dipotong rambut. “Wah, hebat anak Mama, mau dipotong rambut. Tuh, tambah cantik kan?”
Kalau memungkinkan, pilih salon atau tempat cukur khusus anak, atau ramah anak, atau petugas pencukur rambutnya terampil memotong rambut anak dan mampu melakukan pendekatan yang baik pada si kecil.
KOMENTAR