Peluang keberhasilan bayi tabung mencapai 25–28% dibandingkan setelah usia 40 yang peluang keberhasilannya hanya 6–8%.
Risiko bersalin dengan cara sesar dua kali lipat dibanding persalinan di usia 20-an.
Risiko keguguran naik, begitu pula risiko janin mengalami down syndrome.
EMOSI: Pengalaman bekerja yang ditimba di usia 20-an sudah menghasilkan jam terbang yang tinggi, sehingga umumnya calon ibu sangat siap untuk hamil dan punya anak.
Secara ekonomi, ia sudah mapan, sementara cadangan energinya masih banyak.
Namun bukan tak mungkin, perasaannya terbelah dua antara cemas apakah kalau punya anak bisa bekerja maksimal seperti sebelumnya atau sebaliknya malah ingin berhenti bekerja sama sekali dan hanya mengurus anak.
BACA JUGA: Ayu Ting Ting Unggah Foto Ini, Dewi Persik Malah Jadi Pusat Perhatian
Usia 35-39 tahun
FISIK: Kesuburan menurun karena fungsi rahim menurun.
Artinya, kasus plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) atau plasenta tidak menempel di tempat semestinya meningkat.
Kesuburan turun juga dipengaruhi usia sel telur yang sudah cukup tua, sehingga lebih sulit dibuahi.
Jika pun terjadi kehamilan, kehamilan ini sudah digolongkan berisiko tinggi.
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR