Perhatikan ulah batita berikut ini, jangan-jangan ia sedang cemburu pada adiknya.
* Menyakiti Adik
Ketika si kakak cemburu, sangat mungkin ia menyakiti adiknya karena yang ada dalam pikirannya, si adik adalah pengganggu sehingga harus diberi pelajaran. Bentuk tindakan agresif si kakak bisa memukul, mencubit, mencakar, menjambak, menendang, bahkan menutup adik dengan bantal atau selimut.
Apa yang harus dilakukan?
Segera pisahkan si kakak dari adik. Jadikan gelagat kecemburuan si kakak ini sebagai tanda bagi kita untuk menjaga adik dengan lebih hati-hati. Namun tak perlu bereaksi berlebihan, apalagi sampai memarahi si kakak dengan nada tinggi dan keras. Tindakan yang justru dapat memupuk kecemburuan anak ini, bisa mendorong perilaku negatifnya kian menjadi-jadi. Mengapa? Karena si kakak menikmati perhatian yang diberikan orangtuanya meski dalam bentuk negatif (marah-marah). Lantaran itu, si kakak akan terdorong untuk melakukannya lagi.
Yang terbaik, dekati si kakak, beri penjelasan dengan lemah lembut namun tegas bahwa apa yang ia lakukan tidak baik, “Kasihan Adik, pasti kesakitan kalau dipukul. Apakah Kakak mau dipukul seperti yang dilakukan terhadap Adik?” Tegaskan padanya bahwa kita juga menyayanginya, sama seperti kita menyayangi adik. Namun karena adik masih belum mampu melakukan apa-apa sendiri, maka kita harus membantunya.
* Mudah Marah dan Ngambek
Rasa cemburu bisa membuat si kakak jadi mudah marah dan sering ngambek tanpa alasan jelas yang sulit diredakan.
Apa yang harus dilakukan?
Cobalah bersikap hati-hati. Jangan memicu kemarahan anak. Ketika si batita ini minta diambilkan minum, makan, dipakaikan baju, sedapat mungkin segeralah memenuhinya. Semua itu adalah usahanya untuk mendapat perhatian. Jika ia marah/ngambek, tekankan berkali-kali kalau kita juga sangat sayang padanya. Tetap dekatkan diri padanya sehingga ia percaya bahwa ia memang tetap disayang oleh orangtuanya.
* Cari Perhatian
Demi mendapat perhatian dan sebagai bentuk protes (karena orangtuanya lebih memerhatikan si adik), jangan heran bila anak akan melakukan berbagai upaya negatif: merusak mainan, membuat rumah berantakan, melompat-lompat di atas sofa, mengompol, dan berteriak-teriak tak karuan.
Apa yang harus dilakukan?
Responslah dengan bijak segala perilaku si kecil. Tetapi jangan pula terlalu berlebihan. Dekati anak dan tanya kenapa ia melakukan tindakan negatif. Sangat baik jika kita menjelaskannya berulang-ulang bahwa adik bayi sangat butuh perhatian mama/papa, namun mama/papa tetap sayang pada si kakak.
KOMENTAR