Tabloid-Nakita.com - Sekarang ini, makin jarang orang yang menyempatkan diri untuk makan bersama keluarga di ruang makan. Penyebabnya tak lain aktivitas yang semakin padat, ditambah lagi kemacetan yang membuat papa dan mama tidak bisa sampai di rumah saat waktunya makan malam. Akhirnya papa, mama, maupun anak-anak, semakin terbiasa untuk makan sendiri-sendiri karena sulit menemukan waktu untuk bersama.
Padahal, berbagai studi selalu menunjukkan bahwa makan bersama keluarga di ruang makan memberikan manfaat yang luar biasa untuk seluruh anggota keluarga. Untuk anak, bukan hanya manfaat nutrisi saja yang didapat tetapi juga untuk aspek-aspek lainnya.
Menurut sejumlah laporan yang diterbitkan oleh The National Center on Addiction and Substance Abuse di Columbia University (CASA, 2012), anak-anak yang makan setidaknya lima kali seminggu bersama keluarganya memiliki risiko lebih rendah dalam mengembangkan kebiasaan makan buruk, masalah berat badan, masalah alkohol dan ketergantungan pada narkoba. Prestasi akademik mereka juga lebih baik daripada kelompok seusia mereka yang terbiasa makan sendiri atau jauh dari rumah.
Manfaat utama makan bersama keluarga adalah untuk kesehatan. Menurut Sean Brotherson, PhD, spesialis ilmu keluarga dan profesor di Department of Child Development and Family Science, NDSU, beberapa manfaat makan bersama keluarga yang akan diperoleh antara lain:
• Makan bersama memberi kesempatan untuk menjadi contoh kebiasaan makan sehat pada anak. Orangtua bisa membantu memberi contoh porsi makanan yang cukup, mencoba makanan-makanan baru, dan berhenti makan ketika sudah kenyang.
• Makan bersama juga akan meningkatkan asupan gizi untuk anggota keluarga. Sebagai contoh, beberapa studi menunjukkan bahwa makan bersama keluarga secara teratur akan membantu meningkatkan konsumsi buah, sayuran, gandum, dan pilihan makanan sehat lainnya. Selain itu juga mengurangi konsumsi makanan berlemak, minuman bersoda, dan pilihan kurang sehat lainnya.
• Berbagai penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa makan bersama keluarga juga mengurangi risiko obesitas pada anak-anak dan orang dewasa.
• Makan bersama keluarga membuat orangtua dapat tetap mengawasi anak secara tidak langsung melalui percakapan santai. Mama dapat memonitor suasana hati anak, perilaku, dan aktivitas bersama teman-temannya sehari-hari.
Lebih dari itu, makan bersama keluarga bukan sekadar masalah makanan dan nutrisi. Banyak elemen sosial yang terbentuk ketika keluarga saling berbagi makanan, demikian menurut Miriam Weinstein, penulis buku The Surprising Power of Family Meals. Ruang makan bisa menjadi lingkungan yang baik di mana anak belajar berbicara, mempraktikkan sopan santun, melayani anggota keluarga yang lain, belajar mendengarkan dan memecahkan masalah, serta membangun rasa memiliki sebagai satu keluarga.
Tentu saja, tidak ada jaminan bahwa sekadar makan bersama saja akan menyelamatkan anak dari gaya hidup yang tidak sehat atau membuat keputusan yang buruk di masa depan. Mereka tidak serta-merta akan menjadi orang saleh dan lebih bertanggungjawab. Namun, kebiasaan makan bersama keluarga bisa menjadi dasar dari banyak hal yang membimbing anak pada arah yang benar. (Dini/Huffington Post/NDSU.edu)
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR