Tabloid-Nakita.com - Melihat anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas dan sehat tentu saja membuat Ibu dan Ayah senang dan tentunya bangga. Ditambah lagi dengan nilai-nilai si kecil yang sangat memuaskan di sekolah. Pujian dan kata-kata manis pun seakan tiada henti keluar di mulut Ibu dan Ayah. Akan tetapi, tahukah Ibu bahwa terlalu sering memuji anak justru menimbulkan dampak negatif untuknya. Benarkah?
Berdasarkan hasil studi terbaru, anak yang tumbuh dengan sifat narsis memiliki orangtua yang memuji anak secara berlebihan. Nantinya, sifat narsis pada anak akan membuat mereka menjadi pribadi yang dominan, superior, dan selalu merasa berhak terhadap penghargaan meskipun kontribusi mereka terbilang minim. Parahnya, kebiasaan sering dipuji dari kecil ini bisa membentuk ketakutan akan kegagalan.
Tak hanya itu, menurut Eddie Brummelman, salah satu rekan penulis studi yang dihelat oleh Research Institue of Child Development and Education di University of Amsterdam tersebut, mengatakan bahwa pujian berlebihan adalah sanjungan yang terlalu tinggi, meskipun orangtua tahu pada kenyataannya anak mereka tidak sepintar dan seunggul pujian yang diberikan.
Brummelman mengumpulkan sejumlah orangtua yang selalu memuji anaknya terlalu tinggi. Kemudian, Brummelman menguji anak-anak mereka untuk memeriksa tingkat intelegensia masing-masing. Hasilnya, anak-anak tersebut memiliki IQ di angka rata-rata, bahkan sebagian besar berada di bawah standar.
“Kami menemukan bahwa anak yang selalu dipuji dan disanjung maksimal oleh orangtua mereka, cenderung memiliki kecerdasan biasa-biasa saja,” ujar Brummelman yang melakukan eksperimen ini di Utrecht University di Belanda, bersama-sama dengan peneliti dari University of Southampton, Inggris, dan Ohio State University, Amerika Serikat.
Brummelman juga menambahkan bahwa anak yang selalu dipuji, tak hanya menganggap diri mereka hebat, tapi mereka juga merasa bahwa mereka selalu lebih baik dari orang lain. Sehingga membuat anak kerapkali meremehkan orang lain. Oleh karena itu, pujilah anak secara wajar dan sepantasnya.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
KOMENTAR