Tabloid-Nakita.com - Hari Raya Idul Fitri identik dengan kegembiraan, setelah berpuasa sebulan penuh, bertemu sanak saudara, hingga menyantap makanan khas Lebaran. Lalu, masih ingatkah Ibu kapan pertama kali memahami makna Lebaran seutuhnya?
Menurut Nurul Annisa, M. Psi., dari Klinik Kancil, anak sudah mulai memahami dengan baik makna perayaan seperti Lebaran di usia 7-8 tahun atau kelas 2–3 SD. Karena pada usia tersebut, kemampuan koginitif anak telah berkembang sehingga anak lebih dapat memahami sesuatu dari berbagai sudut pandang.
Selain berkumpul dan makan bersama, anak juga memahami bahwa Idul Fitri sebagai ungkapan syukur kepada Allah karena telah menjalankan kewajiban berpuasa selama sebulan penuh. Contoh lain, anak dapat memahami bahwa tidak semua orang dapat merayakan Idul Fitri dengan makan-makan, berkumpul, atau pulang kampung karena tidak memiliki cukup uang.
Lalu bagaimana cara mengenalkan Lebaran pada anak?
Mengenalkan Lebaran pada anak dapat dilakukan dengan banyak cara. Contohnya saja, mengajarkan anak berpuasa sejak dini, umumnya usia prasekolah, dapat menjadi cara bagi orangtua untuk menjelaskan makna Idul Fitri. Akan tetapi, Nurul mengingatkan bahwa tujuan latihan puasa yang utama adalah membiasakan anak agar mampu berpuasa pada usia akil balig.
Hal itu dikarenakan, jika si kecil tidak dilatih maka puasa akan menjadi hal berat bagi anak sehingga menjadi masalah buat orangtua di kemudian hari. Anak usia prasekolah memahami sesuatu yang bersifat konkret. Misalnya, jika tidak makan maka perut lapar. Pada saat inilah, orangtua bisa mengajarkan pada anak bahwa lapar itu tidak enak dan ada anak-anak yang tidak punya uang untuk makan sehingga mereka kelaparan. Jadi, kita yang memiliki cukup uang sebaiknya membantu mereka dengan berbagi. Bisa berupa uang atau memberikan makanan.
Selain itu, mengenalkan makna Lebaran pada anak juga bisa dilakukan lewat konsep saling memaafkan. Nah, bagaimana cara orangtua menanamkan perilaku ini kepada anak? Caranya mudah, setelah selesai salat Idul Fitri, seluruh anggota keluarga berkumpul dan saling bermaafan. Orangtua bisa menjelaskan kepada anak yang lebih besar bahwa setelah berpuasa sebulan penuh dan kembali ke fitrah, kita perlu saling memaafkan dengan sesama agar ibadah puasa kita semakin sempurna.
Sementara itu, bila anak masih kecil, Anda bisa mengatakan, Kita sudah berpuasa sebulan penuh. Nah, supaya ibadah kita lengkap sekarang saatnya bermaaf-maafan. Cara lain kenalkan makna Lebaran pada anak yang bisa dicoba adalah ajak anak berkunjung ke tetangga sekitar untuk bermaaf-maafan. Lalu, saat mudik ke kampung halaman, ajak anak bersilaturahmi sekaligus bermaafan kepada orangtua atau saudara yang dituakan.
Berpuasa dan membayar zakat mensucikan diri serta berkaitan erat dengan hubungan manusia dan Allah SWT. Sedangkan, bermaaf-maafan di Hari Idul Fitri lebih kepada hubungan manusia dengan manusia. Peran orangtua sebagai contoh buat anak adalah hal yang sangat penting, harus dilakukan sejak dini, secara terus-menerus, serta konsisten.
Bulan puasa Ramadhan adalah pengalaman yang bermakna buat anak karena membutuhkan semangat, usaha, dan konsistensi untuk bertahan menjalankan kegiatan berpuasa. Puasa juga melibatkan fisik seperti menahan lapar, mengaji, tadarus, salat tarawih, serta siraman rohani seperti menahan marah dan mendapatkan pahala bila berpuasa. Oleh karena itu, pastikan orangtua mewarnai pengalaman berpuasa dan Idul Fitri dengan pengalaman yang menyenangkan bagi anak.
KOMENTAR