TabloidNakita.com- Bagaimana memilih pengasuh anak dan bayi. Baik pengasuh permanen maupun pengasuh infal, berikut sarannya.
1. Carilah Pengasuh yang Kredibel
Kriteria memilih pengasuh anak yang pertama adalah kredibel. Carilah lembaga/yayasan penyalur PRT/babysitter yang benar-benar kredibel/bonafide. Hal ini memang tidak mudah, namun bisa disiasati dengan meminta rekomendasi dari orang yang bisa dipercaya dan berpengalaman mengambil tenaga pengasuh dari lembaga/yayasan penyalur tersebut, entah itu saudara, teman, ataupun tetangga, bahkan forum internet. Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai lembaga/yayasan penyalur tersebut dari mereka. Baiknya Mama Papa mendapatkan lebih dari satu nama yayasan/lembaga penyalur sehingga bisa membandingkannya.
Tak jarang, nama yayasan/lembaga yang sama dan berada di beberapa lokasi/tempat. Mama Papa perlu memastikan, apakah mereka adalah yayasan/lembaga yang sama dan masih ada hubungannya (sama pemiliknya).
2.Izin Operasional & Identitas
Memilih pengasuh anak dimulai dari penyalurnya. Perlu dipahami, penyalur yang bagus alias dapat dipercaya, tidak selalu ditandai oleh mahalnya fee yang ditetapkan. Umumnya mereka memiliki izin operasional dan mendata para calon PRT/babysitter beserta keluarga dekatnya yang dapat dihubungi. Jadi, pastikan pengasuh (baik PRT maupun babysitter) yang Mama Papa pilih memiliki bukti identitas yang jelas, seperti KTP atau setidaknya surat pengantar dari kelurahan. Dokumen ini dapat menunjukkan kejelasan asal usul yang bersangkutan dan bila terjadi sesuatu hal bisa lebih mudah ditelusuri keberadaannya. Dengan demikian, kecil kemungkinan pihak penyalur resmi ini mau ambil risiko untuk kerja sama dalam sindikat terorganisir dengan mengorbankan keuntungan jangka panjang.
Jadi, pilihlah yayasan/lembaga penyalur yang resmi ya, Mam Pap. Apalagi, penyalur resmi biasanya juga akan memberikan pendidikan terkait perawatan dan pengasuhan anak kepada para calon babysitter. Sebaiknya Mama Papa pastikan, si babysitter pilihan memiliki ijazah/sertifikat pendidikan tersebut. Begitu pun bukti keterangan sehat dari dokter. Namun bila tidak ada, sementara Mama Papa sudah menjatuhkan pilihan kepadanya, tak ada salahnya bila Mama Papa yang memeriksakan kesehatan si babysitter ke dokter. Toh, demi kebaikan si buah hati dan seluruh anggota keluarga juga.
3. Kualitas Tenaga Pengasuh Infal
Memilih pengasuh anak menjelang lebaran atau usai lebaran perlu diperhatikan juga. Tenaga pengasuh infal atau pengasuh pengganti bagi anak yang tersedia di yayasan/lembaga terdiri atas beragam usia dan latar belakang pendidikan. Biasanya untuk infal PRT yang disediakan sekitar usia 18 tahunan ke atas dan berpendidikan lulusan SD hingga SMP. Sementara untuk infal babysitter, yang ada berusia 20 tahunan ke atas dengan latar belakang pendidikan SMP dan SMA yang kemudian dididik di yayasan selama beberapa bulan. “Mereka diajarkan bagaimana mengasuh bayi baru lahir, mengajak anak bermain, mendongeng, memberi stimulasi, dan lainnya,” papar Arilani dari Yayasan Harapan Bunda, Depok.
Ada pula yayasan yang menggunakan siswa SMA atau SMK yang magang sebagai pengasuh infal. “Tentu, mereka telah mendapat pendidikan pengasuhan dari yayasan,” jelas Parni Handayani dari Yayasan Citra Bunda, Kelapa Gading, Jakarta. Tenaga magang yang diambil pun tak sembarangan karena yayasan ini sudah menjalin kerja sama dengan berbagai sekolah yang ingin menyalurkan siswanya untuk magang.
4. Biaya Pengasuh atau Pengasuh Infal
Pertimbangan saat memilih pengasuh anak tentu, menyewa jasa tenaga infal akan lebih tinggi biayanya, bisa 2—3 kali lipat dari biasanya. Jika biasanya para pengasuh ini bergaji Rp2 juta per bulan, misal, maka di masa Lebaran ini akan naik menjadi Rp4—5 juta per bulan. Hal ini wajar mengingat pengasuh lain pulang kampung dan menikmati Lebaran, sementara pengasuh infal harus bekerja. Setiap yayasan/lembaga penyalur menentukan tarif yang beragam, tidak sama satu sama lainnya.
Untuk setiap pengambilan tenaga infal PRT/babysitter, Mama Papa akan dikenai biaya administrasi berkisar Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta. Tinggi rendahnya biaya administrasi ini, selain dilihat dari kebutuhan infal PRT/babysitter, juga ditentukan dari berpengalaman tidaknya tenaga infal tersebut. Begitu pun dengan honor si tenaga infal PRT/babysitter, besarnya bergantung pada berpengalaman tidaknya PRT/babysitter tersebut. Umumnya, pihak yayasan/penyalur memberlakukan hitungan honor harian dengan batas minimal waktu penggunaan jasa tersebut, yang tentunya juga berbeda-beda pada setiap penyalur, sekitar 7—14 hari. Ada juga yang sistemnya per paket satu bulan. Sementara. kapan mulai menggunakan infal, terserah kepada pihak pemesan, bisa sebelum Lebaran, hanya sesudah Lebaran saja, atau misalnya 10 hari sebelum Lebaran dan 10 hari setelah Lebaran, dan sebagainya.
Kisaran harga untuk PRT dari yang tidak berpengalaman sampai yang berpengalaman yaitu sekitar Rp100 ribu—Rp250 ribu. Sedangkan honor tenaga infal babysitter per harinya lebih mahal sekitar Rp150 ribu—Rp300 ribu per hari. Honor tenaga infal ini ada yang harus dibayarkan kepada penyalur di awal pengambilan tenaga kerja, ada juga yang bisa secara harian ataupun sesuai kesepakatan, misalnya di akhir kerja baru diberikan honornya secara langsung kepada si tenaga infal. Jadi teliti saat memilih pengasuh anak atau pengasuh infal.
5. Pesan Pengasuh Anak atau Pengasuh Infal Jauh-jauh Hari
Umumnya, yayasan/lembaga penyalur yang bonafide akan menyalurkan tenaga infal yang memang memiliki keterampilan memadai, karena yayasan/lembaga tersebut biasanya memberikan pula pelatihan meski pada tenaga infal. Maka itu, kecil kemungkinan Mama Papa akan langsung mendapatkan tenaga infal yang dibutuhkan begitu menelepon ke pihak penyalur. Selain karena tenaga infal yang ada tengah masuk masa pelatihan dari yayasan/lembaga tersebut, bisa juga tenaga infal ini sebetulnya adalah PRT/babysitter yang telah bekerja pada orang lain dan mereka masih menunggu izin cuti dari majikannya.
Itulah mengapa, bila mau memilih pengasuh anak atau pengasuh infal, Mama Papa dianjurkan “memesan” sejak jauh-jauh hari, jelaskan kriteria pengasuh yang dibutuhkan. Pihak penyalur akan mencatat nomor kontak dan nama pemesannya, untuk kemudian dihubungi bila sudah ada tenaga infal sesuai pesanannya. “Yayasan kami mulai banyak menerima permintaan, tetapi saat ini kami masukkan ke daftar tunggu, nanti sekutar dua minggu sebelum Lebaran baru bisa digunakan,” jelas Parni Handayani dari Yayasan Citra Bunda. Hal yang sama juga dialami oleh Yayasan Harapan Bunda, Depok, menjelang puasa sudah menerima banyak permintaan pengasuh infal namun belum bisa digunakan.
6.Prosedur Pengambilan Pengasuh Anak atau Pengasuh Infal
Penyalur yang bonafide umumnya sudah memiliki prosedur standar untuk pengambilan babysitter. Pahami dan pelajari baik-baik prosedurnya, jika ada tahap yang tak berkenan, tanyakan. Jika jawaban yang didapat kurang memuaskan, pertimbangkan lagi untuk mengambil babysitter di situ. Teliti persyaratan dan perjanjian yang diajukan oleh pihak penyalur.
Tanyakan pula pada penyalur, apakah memungkinkan babysitter tersebut menjalani masa percobaan. Jika ya, manfaatkan masa ini untuk melatih dan menguji keterampilan babysitter. Selain itu, pahami pula aturan memulangkan babysitter jika Mama Papa merasa tidak puas. Ini penting karena pada dasarnya mencari babysitter itu bukan soal mereka baik/buruk, tetapi pas atau tidak. Bisa jadi sebetulnya babysitter itu bekerja dengan baik, tapi ada satu dua hal yang tidak cocok. Demikian sebaliknya. Memilih pengasuh anak butuh kesabaran ya Mama.
7. Datang Langsung ke Penyalur
Memilih pengasuh anak harus sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang Mama Papa inginkan. Setelah itu, lakukan negosiasi seputar harga dan tugas si pengasuh. Baiknya Mama Papa datanglah ke yayasan tersebut, jangan hanya lewat telepon. Bertemu langsung dengan babysitter akan membuat Mama Papa lebih leluasa memilih tenaga infal yang cocok. Mama Papa bisa melakukan wawancara dengan detail dan teliti, juga bisa mengetahui latar belakang dan pengalaman kerja mereka untuk memastikan bahwa mereka terbiasa bekerja di lingkungan yang sama dengan Mama Papa.
Saat bertemu beberapa calon babysitter, perhatikan penampilan fisik (rapi, bersih), caranya berkomunikasi (kontak mata, cara bicara, nada bicara), dan bagaimana interaksinya dengan anak. Amati pula respons anak saat bertemu pertama kali dengan babysitter tersebut. Jika anak terlihat rewel dan tak nyaman, percaya pada instingnya, mungkin anak merasa tidak cocok.
Selamat memilah dan memilih pengasuh anak demi mendapatkan yang terbaik!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR