TabloidNakita.com - Dalam keluarga, orangtua kadang punya anak emas. Bagaimana bila anak emas ibu berbeda dengan ayah?
* Orang tua jadi tak objektif lagi dalam melihat permasalahan yang dihadapi anak-anak.
Jika anak-anak berselisih paham, misal, bisa terjadi orang tua langsung “pasang badan” membela si anak favorit. Kesannya, setiap anak jadi punya beking di rumah. Si anak pun bisa jadi "gede kepala" karena merasa ada yang membelanya. Ini karena anak emas ibu berbeda dengan ayah.
* Antara ayah dan ibu sendiri bisa timbul pertengkaran.
Bila anak emas ibu berbeda dengan ayah, maka bisa terjadi pertengkaran. Misal, si ibu menganggap ayah terlalu berlebihan dalam mengungkapkan kasih sayangnya, atau sebaliknya. Akibatnya, timbul ketidaksepahaman antara ayah dan ibu. Terlebih bila ada prasangka, "Ah, itu, kan, karena kamu enggak suka sama anak itu sehingga kamu jadi enggak suka aku mengungkapkan rasa sayangku."
* Kasih sayang di dalam keluarga otomatis jadi timpang.
Karena anak emas ibu berbeda dengan ayah, maka ibu maunya hanya dekat dengan anak tertentu. Ayah juga begitu. Bila suatu hari ibu tak ada dan si anak butuh pertolongan, ia pasti akan sulit meminta bantuan dari ayah. Ayahnya pun, karena si anak bukan kesayangannya, bisa jadi enggan untuk mengurusinya. Apalagi jika si ayah sering berselisih pendapat dengan si ibu gara-gara anak tersebut, semakin "malas"lah si ayah menghadapinya.
* Hubungan antaranak pun akan mengalami masalah.
Masing-masing bebas berbuat apa saja di rumah lantaran merasa punya beking. Ini tentu bisa menimbulkan perpecahan diantara keluarga itu sendiri; seolah-olah ada klik-klik antara ayah dengan kakak dan ibu dengan adik.
* Hubungan anak akan berjarak dengan ayah/ibunya.
Padahal kita tahu, kehadiran ayah dan ibu sangat diperlukan anak. Jika anak perempuan tak disukai ayahnya karena bukan anak harapan, maka bagaimana ia bisa mempelajari dunia laki-laki dari ayahnya. Ini terjadi karena anak emas ibu berbeda dengan ayah
* Pada anak yang tak punya beking alias tak jadi favorit ayah atau ibu maupun keduanya:
KOMENTAR