TabloidNakita.com- Bagaimana bila orangtua punya anak emas. Anak emas? Itu tuh anak dengan sederet kelebihan yang membuatnya terlihat bersinar/menonjol, sementara anak lainnya biasa-biasa saja. Misal, si anak paling cantik/ganteng, paling pintar, gampang menyesuaikan diri dengan siapa pun, dan lainnya. Berkat kelebihan-kelebihannya itu pula, biasanya si primadona selalu dijadikan contoh/panutan, semisal "Lihat, tuh, kakak/adikmu!"
Jikapun kriteria tadi tak terpenuhi, paling tidak, ada kesamaan antara si anak emas dengan orangtuanya yang menjadikannya primadona, seperti kesamaan hobi, hingga aktivitas bersama di antara mereka dilakukan secara lebih intensif. Bisa pula karena kemiripan fisik/wajah. Dengan begitu, sangat mungkin terjadi, anak yang menjadi primadona di mata ayah, berbeda dengan yang menjadi primadona buat si ibu. Orangtua punya anak emas yang memiliki kelebihan dibanding lainnya.
BILA ORANGTUA PUNYA ANAK EMAS, BISA POSITIF ATAU NEGATIF
Sebetulnya, wajar bila orangtua punya anak emas. Sayangnya, memprimadonakan salah seorang anak juga bisa berdampak negatif, baik bagi si anak emas maupun yang takdiprimadonakan. Namun biasanya, dampak buruk ini lebih dirasakan oleh kakak/adik yang tak dijadikan primadona.
Dampak negatif bagi si anak emas/primadona:
v Ia bisa tumbuh menjadi sosok yang arogan, hingga tak jarang terkesan kurang ajar/melecehkan saudara-saudaranya yang tak diprimadonakan.
v Ia bisa merasa terbebani karena harus selalu tampil prima dan terus-menerus jadi contoh. Ingat, bila orangtua punya anak emas, cenderung memberi beban pada si anak emas untuk jadi panutan.
v Ia bisa bersikap ogah-oagah hingga kemampuannya jadi tak berkembang, apabila orang tua mem-push-nya sedemikian rupa hingga ia merasa tak nyaman lagi.
Dampak Negatif bagi anak yang tak diprimadonakan:
v Merasa tersisih, cenderung inferior, sekaligus menarik diri. Orangtua punya anak emas, tapi bukan dirinya.
Memang tak selalu demikian. Bisa saja ia tak merasa tersisih dan tetap percaya diri. Segalanya terpulang pada bagaimana yang bersangkutan menerima kenyataan dan mengatasi masalah. Artinya, kalau kehidupan emosionalnya cukup matang dan ia mampu menerima kenyataan, umumnya yang bersangkutan lebih mampu bersikap tegar meski dirinya tak diprimadonakan.
v Merasa dibeda-bedakan.
Bila orangtua punya anak emas, maka ada sosok lain yang tersingkirkan. Ini akan terasa lebih menyakitkan, bila dibanding perlakuan serupa dengan teman. Sebab intensitas pertemuan dalam keluarga lebih sering dan mereka pun memiliki kedekatan emosi. Apalagi pada anak usia sekolah yang sudah tahu konteks masalah ini. Akibatnya, ia akan terbiasa berujar, "Aku memang beda dan enggak ada apa-apanya dibandingin dia." Tak heran jika potensi-potensi sekecil apa pun yang sebetulnya bisa dikembangkan dari dirinya, malah jadi tak tergali sama sekali.
v Merasa bukan anak kandung.
Orangtua punya anak emas juga membuat anak lain merasa bukan anak kandung. Bukan tak mungkin, si anak tembaga akan berpikir, "Jangan-jangan aku bukan anak Papa-Mama." Orang tua harus menjelaskan, semisal kaitkan dengan teori genetik yang memungkinkan wajah anak berbeda dengan ayah/ibunya. Fokuskan pada kesamaan-kesamaan dan abaikan perbedaan-perbedaan yang ada.
Dampak negatif Kehadiran Anak Emas Bagi hubungan kakak-adik:
Kemungkinan besar si tembaga akan menjauh hanya untuk meminimalkan perasaan dibeda-bedakan tadi. Atau sebaliknya, jadi iri/cemburu pada si primadona. Akibatnya, ia akan lebih memilih orang lain sebagai saudara atau teman akrabnya, hingga konteks saudara kandung jadi kehilangan makna. Jadi bila orangtua punya anak emas, ada serangkaian dampak negatif yang dapat dialami.
Tonton Sisi Baru dari Kisah Legendaris yang Telah Dinanti dalam Disney’s 'Mufasa: The Lion King'
KOMENTAR