TabloidNakita.com- Latihan tanggung jawab sejak kecil akan membuat anak menjadi pribadi yang dihargai oleh lingkungan. Berikut kiat kenalkan tanggung jawab pada anak:
KADARNYA BERBEDA-BEDA
Tanggung jawab adalah poin penting yang harus dimiliki seseorang dalam hidupnya. Orang lain akan menghargai bila seseorang dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Kadar tanggung jawab yang dimiliki berbeda-beda, terkait dengan stimulasi sejak kecil. Ada anak yang mempunyai rasa tanggung jawab “sekadarnya” alias yang penting tugas yang dibebankan padanya selesai, tapi ada juga anak-anak yang sangat berdedikasi dengan tanggung jawabnya, sehingga tugas/kepercayaan yang diberikan padanya akan dikerjakan semaksimal mungkin.
KENALKAN TANGGUNG JAWAB DENGAN LATIHAN
Tanggung jawab mustahil muncul dengan sendirinya tanpa latihan sejak kecil. Tanggung jawab dapat dimulai dari hal sederhana sampai yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi. Orangtua harus memberikan banyak kesempatan pada anak untuk latihan tanggung jawab. Meski sesekali masih salah, terus berikan kepercayaan padanya. Kepercayaan seperti ini sangat penting untuk memunculkan motiviasi dari dalam dirinya, bahwa ia adalah anak yang bertanggung jawab/bisa dipercaya.
PRIBADI BERTANGGUNG JAWAB
Anak-anak yang tidak terlatih bertanggung jawab akan mengalami banyak kesulitan. Seperti barang-barang/mainnya sering hilang, dihukum guru karena lupa mengerjakan tugas, kamarnya berantakan, dan sebagainya. Sebaliknya, anak-anak yang dari kecil sudah terbiasa bertanggung jawab biasanya tumbuh menjadi pribadi yang tertib, teratur, dan mendapat banyak kepercayaan dari lingkungan.
STIMULASI AGAR ANAK MAU TANGGUNG JAWAB
* Tanggung jawab bisa dimulai dari hal-hal kecil. Minta anak membereskan mainan yang telah selesai digunakan. Awalnya memang tidak mudah, tapi orangtua harus terus-menerus mengingatkan/mengajarinya. Berikan reward berupa satu/dua keping biskuit atau sepotong kue kesukaannya setelah ia selesai melakukan tugasnya. Artinya, anak belajar tanggung jawab.
* Buat tabel reward and punishment untuk aktivitas sehari-hari agar anak tanggung jawab. Contoh, selama seminggu sudah tidak mengompol lagi, maka anak berhak mendapatkan es krim di akhir minggu. Sebaliknya bila anak mengulang-ulang “kesalahannya”, maka orangtua boleh mengurangi kesenangannya. Dengan adanya tabel ini diharapkan anak terlatih rasa tanggung jawabnya.
* Orangtua hendaknya tidak membiasak anak “membolos” sekolah tanpa alasan yang kuat. Umumnya, orangtua memberi banyak permakluman, mentang-mentang anak masih duduk di bangku TK. Padahal kebiasaan “membolos” ini akan membuat anak jadi kurang bertanggung jawab.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
KOMENTAR