Tidak ditanya saja Anda sudah pusing, apalagi dibombardir dengan segudang pertanyaan. "kok belum Hamil?" Inilah cara menghadapi pertanyaan tersebut.
TabloidNakita.com- Menanti-nanti datangnya jabang bayi adalah hal yang seru, mendebarkan, dan menyenangkan. Namun, memasuki bulan keenam, penantian seru pengantin baru mungkin berubah jadi panik dan stres. Tibalah akhir minggu, ketika Anda harus menghadiri acara keluarga dari pihak pasangan, yang pastinya dihadiri orang-orang yang selalu ingin tahu kabar terbaru status kehamilan Anda. “Kok belum hamil juga?”, “Sudah coba obat ini, pijat di sana, ke dokter ini, belum?”, “Kapan kamu mau punya anak, supaya mama jadi nenek?”, “Ayo, cepat hamil, biar dapat anak laki-laki.”
Sejatinya, soal kesuburan, rencana memiliki anak, rencana menunda kehamilan, dan lain-lain memang urusan Anda dan pasangan. Tapi, tak terelakkan lagi, ada saja pihak yang ingin mencampuri keputusan Anda, misalnya sahabat yang merasa sudah seperti kakak kandung, ibu mertua yang punya kepentingan memiliki cucu laki-laki, kakak ipar yang ingin mengajari Anda segudang tip hamil (padahal Anda ingin menundanya), atau rekan kerja yang hanya ingin tahu saja. Bagaimana menghadapinya?
Anda dan pasangan harus saling bekerja sama dan saling dukung.
Siapkan jawaban-jawaban bijaksana, diplomatis, jujur dan padat supaya hubungan baik tetap terjaga. Mengeluarkan kekesalan secara gamblang hanya akan memperkeruh suasana. Begitu juga jawaban yang berbeda-beda yang memberi kesan Anda berdua tidak kompak. Ini akan membingungkan dan orang-orang jadi makin ingin tahu soal rumah tangga Anda. Siapkan jawaban yang tegas, padat, dan diplomatis, seperti, “Kami lebih nyaman kalau rencana kehamilan ini jadi urusan pribadi saja. Kalau ada kabar baik, pasti kami beri tahu.” Atau, jawaban yang agak konyol seperti “Iya, belum menang undian, nih! Tunggu, ya!”
Jawaban singkat “ya” atau “tidak”.
Setiap pasangan punya cara berbeda-beda dalam menjalankan rumah tangga. Ada yang senang mengumbar rencana kehamilan pada orang lain, ada yang lebih suka merahasiakannya dari publik sampai usia janin 12 minggu. Jadi, bila suatu waktu Anda berhadapan dengan pertanyaan, “Sudah hamil atau belum”, Anda berhak menjawab pertanyaan itu ataupun tidak. Kalaupun Anda harus menjawabnya, berikan saja jawaban singkat tanpa disertai penjelasan panjang lebar. Contohnya, “Belum!”, “Enggak”, “Iya, Pak/ Bu”, “Nanti diberi tahu”. Jawaban-jawaban singkat seperti ini normalnya membuat orang mengurungkan niat untuk bertanya lebih lanjut.
Cari tempat mengadu.
Dalam masa-masa penantian anak, emosi Anda mudah naik turun. Untuk mengurangi kekesalan dan beban pikiran, temukan orang yang menurut Anda bisa diajak tertawa dan curhat (tentunya selain pasangan). Bisa jadi orang itu adalah ibu Anda sendiri, sahabat yang baru saja punya anak, tante kesayangan Anda, atau calon ibu yang tak sengaja “ketemu” di forum online.
Anggap sebagai alarm.
Ubah perspektif Anda bahwa pertanyaan-pertanyaan seperti, "Kok, belum hamil?" adalah pertanyaan mengganggu. Sebaliknya, pikirkan bahwa keluarga besar Anda sangat peduli dan sama tak sabarnya dengan Anda dalam menunggu si buah hati. Pikirkan bahwa mereka ada di pihak yang sama dengan Anda. Juga, jadikan pertanyaan-pertanyaan itu sebagai alarm untuk Anda dan pasangan agar lebih sering berintim-intim. Ingatlah, pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan berlangsung lama. Mereka bertanya, Anda jawab, dan selesai. Jangan sampai satu pertanyaan membuat acara kumpul-kumpul jadi tidak seru.
Deasy Christina Siallagan
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR