Contohnya, di Inggris dan Wales, perempuan usia 35-39 tahun punya kemungkinan paling besar memiliki anak kembar.
Kedua, perawatan kesuburan, seperti fertilisasi in vitro atau bayi tabung, meningkatkan peluang perempuan hamil dengan lebih dari satu bayi.
Namun, kasus kembar fraternal (yang mencapai puncaknya antara 1998-2010 dalam sekitar 25% negara yang disurvei) sebagai hasil perawatan kesuburan menurun karena para dokter menjadi semakin akurat dalam menjalankan perawatan itu.
Misalnya bagaimana mentransfer embrio tunggal (tidak lagi beberapa embrio) pada waktunya.
BACA JUGA: Menantu Hatta Rajasa Meninggal Karena Kanker Kulit, Ternyata Gaya Hidup Seperti Ini Pemicunya!
Yang perlu Moms ketahui, peningkatan kelahiran kembar juga berkaitan dengan topik kesehatan masyarakat.
Risiko-risiko yang perlu ditanggung sang ibu dari kehamilan kembar antara lain kelahiran prematur, kematian bayi di dalam kandungan (stillbirth) dan kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), diabetes gestasional pada sang ibu, preeklamsia, berbagai komplikasi saat persalinan, serta depresi postpartum.
Karena kehamilan kembar masih menjadi dambaan para orangtua, yang bisa Mama lakukan sekarang adalah menjaga kesehatan sebaik-baiknya untuk menghindari semua risiko tersebut.
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR