Keputihan biasanya merupakan gejala normal dari fungsi reproduksi perempuan. Namun, keputihan pun bisa menjadi gejala awal infeksi vagina. Cermati gejala infeksi vagina berikut ini.
Gejala Infeksi Vagina
- Keputihan yang berbau.
- Timbul iritasi kemerahan di permukaan kulit luar organ intim.
- Terjadi infeksi sekunder yang ditandai adanya luka atau abses bernanah di sekitarnya.
Pengobatan Infeksi Vagina
- Konsultasikan pada dokter saat ibu menemui gejala-gejala keputihan seperti di atas.
- Untuk penegakkan diagnosis, umumnya dokter akan meminta ibu untuk menjalani cek cairan vagina di laboratorium. Hasil biakan akan keluar dalam waktu 10—14 hari.
- Untuk mengobati infeksi vagina, dokter akan memberikan penanganan sesuai gejala yang terjadi. Yang jelas, semua jenis infeksi vagina bisa sembuh.
- Jika infeksi vagina yang dialami ibu disebabkan dari hubungan seksual dengan pasangannya, maka pasangan pun harus diobati.
- Yang paling penting diantara semua itu adalah pencegahan supaya ibu tak terjadi infeksi. Jadi, pandai-pandailah membersihkan vagina. Selain itu, “kejujuran” suami atau pasangan pun sangat penting. Dengan kata lain, jangan berganti-ganti pasangan seks.
JIka tidak diobati
• Tanpa ada penanganan medis, infeksi bisa sampai ke dalam rahim dan mengakibatkan endometritis (infeksi rahim). Gejalanya sering terjadi perdarahan tanpa sebab (belum waktunya menstruasi sudah terjadi bercak darah), timbul nyeri di perut, serta sering mengalami kram perut.
• Infeksi vagina yang tidak diobati juga bisa mencapai saluran telur dan dalam waktu 3—6 bulan memunculkan sepsis/nanah dan mengakibatkan apa yang disebut tuba ovarial abses. Hal inilah yang bisa membuat ibu sulit hamil. Gejalanya terasa nyeri hebat di bagian bawah perut, menstruasi kacau (perdarahan sering muncul di luar siklus haid), panas dan nyeri yang dominan pada vagina.
KOMENTAR