Jika janin lahir minggu ke-23 atau minggu ke-25 HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) kemungkinan bertahan hidupnya hanya 10-35%. Berikut ini perkembangan janin di kehamilan minggu ke-23. Apa saja sih
Perkembangan Janin minggu ke-23:
Minggu ini berat janin minggu ke-23 sekitar 700 gram dengan panjang dari puncak kepala hingga bokong sekitar 22-24 cm. Penampilan janin minggu ke-23 sudah mirip dengan bayi mungil. Cuma, kulitnya masih keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya belum banyak.
Organ pankreas mengalami perkembangan fungsi. Organ tubuh ini sangat vital dalam produksi hormon, khususnya insulin untuk metabolisme gula. Jika janin minggu ke-23 terekspos kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia), pankreasnya akan memberi respons dengan meningkatkan kadar insulin plasma darah. Gula darah pun menjadi stabil.
Catatan:
Waspadai Kelahiran Dini
Banyak sekali faktor penyebab kelahiran prematur. Di antaranya, si ibu bergizi buruk, ada riwayat persalinan prematur, jarak persalinan yang terlalu rapat, pekerjaan yang terlalu berat, depresi selagi hamil, kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol, kehamilan kembar, infeksi vagina, preeklamsia, gangguan jantung, mulut rahim lemah, dan lain-lain.
Yang dimaksud kelahiran prematur adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu. Karenanya, calon ibu yang berisiko mesti lebih berhati-hati, jangan sampai si kecil lahir lebih dini. Soalnya, bayi prematur berisiko mengalami banyak gangguan, seperti rentan infeksi, trauma otak, gangguan pernapasan, dan hipotermi. Bukan cuma itu. Makin pendek usia kehamilan, makin tinggi angka kematiannya lantaran makin banyak ancaman yang harus ia hadapi. Jika di minggu ke-23 ini si jabang bayi sampai lahir, maka kemungkinan bertahan hidupnya cuma 10-35%.
Nah, agar kelahiran prematur dapat dicegah, ibu hamil harus memerhatikan betul asupan gizinya selama kehamilan, menjaga jangan sampai terkena stres/depresi, memeriksakan kehamilan secara rutin dan teratur; serta menjaga kebersihan, terutama bagian vagina agar tak terkena infeksi. Selain itu, setelah hamil 7 bulan, hindari bepergian terlalu jauh, termasuk dinas luar kota.
Kemampuan Janin:
Janin minggu ke-23 terus melatih kemampuan gerak refleksnya. Salah satunya, refleks genggam. Kekuatan tangan janin untuk memegang sesuatu sangat kuat.
Di sekitar mulut dan bibir, saraf-sarafnya makin sensitif sebagai persiapan saat menyusu nanti. Bila tangannya bergerak mendekati mulut, otomatis bibirnya melakukan gerakan mengisap. Jangan heran ketika dilihat dari USG, janin minggu ke-23 tampak sedang mengisap ibu jarinya. Indra pengecap pun mulai berfungsi untuk mengenal rasa.
Perubahan Pada Calon Ibu:
Pertambahan BB biasanya mencapai 7 kg lebih. Rahim ibu bertambah besar sedikit, ukurannya sebesar bola sepak. Pengukuran dari simfisis pubis hingga ke puncak rahim mencapai 25 cm. Bagian atas rahim kira-kira terletak di pertengahan antara pusar dan bagian bawah sternum (tulang antara payudara ibu).
Keluhan Yang Dialami:
Seiring bertumbuh besarnya rahim, plasenta dan janin, tubuh ibu hamil makin melebar sehingga ibu lebih sering mengalami rasa kurang nyaman, seperti sakit kepala, nyeri pinggang, tekanan pada panggul, pegal atau kram kaki. Kurangi keluhan ini dengan melakukan aktivitas ringan seperti jalan-jalan atau berenang guna melancarkan peredaran darah. Hindari minum obat. Jika sakit kepala tak tertahankan, misal, konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum Anda mengatasinya dengan minum obat.
DETEKSI PLASENTA PREVIA
Ibu hamil yang pernah operasi sesar ataupun operasi dinding rahim yang menimbulkan kerusakan dinding rahim (misal, pengangkatan mioma uteri), memiliki riwayat keguguran berulang, dan kehamilan kembar, umumnya berisiko mengalami plasenta previa (PP). Namun, mengapa PP sampai terjadi, hingga kini belum diketahui jelas penyebabnya. Kemungkinannya, segmen atas rahim terluka, cacat, atau mengalami infeksi, sehingga otomatis plasenta memilih daerah “aman” yaitu di segmen bawah rahim.
PP dapat dideteksi secara akurat dengan bantuan USG pada usia kehamilan ? 22 minggu. Gejala utamanya, ibu hamil mengalami perdarahan tanpa rasa nyeri. Perdarahan pertama biasanya tak banyak sehingga tak mengancam nyawa ibu. Namun perdarahan berikutnya bisa hebat dan dapat mengakibatkan kematian ibu maupun janin. Karenanya, jangan tunda ke dokter begitu muncul gejala awal.
Jika perdarahannya ringan dan janin belum cukup umur, kehamilan dapat diteruskan tetapi si ibu harus bedrest (istirahat total di tempat tidur), juga tak boleh melakukan hubungan intim. Tapi jika perdarahannya hebat, dokter umumnya akan melakukan bedah sesar untuk menyelamatkan ibu dan janin.
Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif, Kenali dan Awasi Agar Tidak Disalahartikan
KOMENTAR