Perkembangan Janin:
Janin semakin besar. Beratnya kira-kira 530-540 gram, sementara panjangnya 21 cm. Organ di bagian wajah serta tubuh janin sudah lengkap. Bentuk wajah dan tubuhnya sudah seperti ketika dia lahir nanti. Wajahnya kelihatan gemuk. Meski begitu, secara umum badannya masih kurus. Sementara ukuran kepalanya masih tampak lebih besar ketimbang tubuhnya yang terus berproses dan bertumbuh.
Minggu ini dimulai produksi substansi putih mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang disebut vernix caseosa. Fungsinya melindungi kulit janin dari cairan ketuban maupun kelak saat berada di jalan lahir.
Sementara itu, jalan napasnya perlahan-lahan mulai membentuk saluran di paru-paru dan pembuluh darah. Kantung-kantung udara pun mulai terbentuk. Kantung udara tersebut tampak kempis lantaran di dalam rahim tak ada udara. Cairan ketuban juga tak bisa membuat kantung ini menggelembung. Akan tetapi tubuh janin menjaganya agar kantung-kantung udara tak saling menempel. Nah, begitu lahir paru-paru bayi mengembang dengan sempurna.
Kemampuan Janin:
Janin masih terus latihan bernapas dengan cara menelan cairan ketuban. Kelopak matanya sudah mulai menjalankan fungsinya untuk melindungi matanya dengan gerakan refleks menutup dan membuka. Sementara fungsi pendengarannya makin berkembang, bisa mendeteksi beragam suara. Hanya saja, si jabang bayi belum dapat memahami suara-suara yang didengarnya, lantaran bagian otak yang menangani fungsi pendengaran (auditif) belum sempurna.
Perubahan Pada Calon Ibu:
Rahim ibu sekarang terletak 3,8-5,1 cm di atas pusar. Perut ibu hamil sudah kelihatan jelas makin besar dan bulat.
Keluhan Yang Dialami Calon Ibu:
Makin membesarnya perut, ibu hamil akan mengalami hiperlordosis, yaitu tulang belakang mengalami lengkungan ke depan menjauhi garis normal. Hal ini membuat keseimbangan tubuh ibu terganggu kala berdiri dan berjalan, maupun saat beranjak dari posisi duduk. Itulah mengapa, dengan makin membesarnya perut, ibu hamil tak boleh sembarangan memakai sepatu ataupun sandal.
Tip Memilih Alas Kaki Yang Tepat
?Dianjurkan:
?Sesuaikan ukuran sandal/sepatu dengan kaki saat hamil. Umumnya kaki ibu hamil bertambah satu nomor dibanding sebelumnya.
?Solnya sama dengan lebar alas sepatu/sandal. Tidak mengapa berceruk asal cerukannya tidak lebih dari dua senti.
?Sandal/sepatu yang lunak dan tak berujung runcing karena tidak menyediakan ruang bagi jari kaki untuk menyembul.
?Bentuknya mengikuti fisiologis telapak kaki, yakni memiliki tonjolan yang berguna untuk menyangga arcus (lengkungan pada kaki yang berfungsi sebagai penyeimbang sekaligus meringankan otot-otot kaki saat bergerak/melangkah).
?Tidak Dianjurkan:
?Sepatu dengan sol menyempit atau lebih kecil dari sepatu. Sebab, akan membebani kerja otot, tulang, maupun urat kaki untuk bisa menjaga keseimbangan tubuh ibu hamil.
?Sepatu/sandal yang kelewat datar, karena berat tubuh ibu akan bertumpu pada tumit, sehingga ibu lebih cepat merasa capek dan tumit berasa nyeri. Saat melangkah dengan alas kaki datar, energi yang dikeluarkan juga jadi berlipat ganda.
?Sepatu/sandal berhak tinggi, karena memperbesar mengalami hiperlordosis. Disamping meningkatkan resiko cedera karena terpeleset.
Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif, Kenali dan Awasi Agar Tidak Disalahartikan
KOMENTAR