Berikut 4 pemeriksaan di kunjungan pertama:
1. ANAMNESE
Dokter akan mencari keterangan dari calon ibu mengenai data diri dan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan, seperti lama telat haid, tanggal HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir), keluhan yang berkaitan dengan kehamilan, riwayat kehamilan (bila bukan kehamilan pertama), penyakit keluarga (diabetes, darah tinggi), penyakit yang diderita (asma, darah tinggi, kencing manis), kebiasaan hidup tak sehat (pecandu alkohol, narkoba, berganti-ganti pasangan), dan lain-lainnya.
2. PEMERIKSAAN UMUM
Calon ibu akan ditimbang bobotnya, diukur tekanan darah dan suhu tubuhnya, diperiksa kondisi jantung dan paru-parunya, juga bagaimana payudaranya (ada air susu yang keluar atau tidak), pemeriksaan perut (bekas operasi, benjolan, nyeri tekan), pemeriksaan kaki untuk mengetahui ada-tidak pembengkakan, varises, kecacatan (pernah terkena polio).
3. PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Untuk memastikan kehamilan, pemeriksaan dilakukan lewat in speksi (melihat dengan mata, kondisi daerah kelamin bagian luar), in spekulo (menggunakan spekulum cocor bebek yang dimasukkan ke dalam vagina untuk melihat keadaan permukaan dinding vagina dan kondisi mulut rahim), serta pemeriksaan dalam (PD) atau colok vaginal dengan cara perabaan menggunakan dua jari dokter yang dimasukkan ke vagina.
4. PEMERIKSAAN USG
USG adalah suatu alat yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi dan dipancarkan oleh suatu penjejak (transduser) pada suatu organ yang diperiksa. Jadi pemeriksaan USG tak memakai sinar X atau rontgen, sehingga relatif aman bagi ibu dan janinnya apabila dilakukan oleh ahlinya. Pada kontrol pertama ini, pemeriksaan USG bertujuan untuk meyakinkan adanya kehamilan, memastikan ada-tidak janin, konfirmasi umur kehamilan, dan melihat lokasi kantong kehamilan intra atau ekstrarahim. Selain juga untuk mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil seperti IUD (spiral).
CATATAN:
1. Bila Spiral Masih Terpasang
Pada prinsipnya, bila ibu hamil dengan spiral masih terpasang, maka spiral harus dicabut. Ini karena spiral tersebut dapat membahayakan kehamilan, terutama risiko infeksi dan keguguran. Umumnya pencabutan dilakukan pada trimester pertama atau saat kehamilan belum terlalu besar. Sebaiknya pencabutan dilakukan oleh dokter karena dapat berisiko keguguran. Namun tak jarang terjadi, dokter kesulitan mencabut spiral karena benangnya tak kelihatan. Kehamilan tetap dapat diteruskan, tetapi harus dipantau secara teliti agar dapat segera diantisipasi secara dini apabila ada kelainan.
2. Segera ke dokter bila...
Calon ibu telat haid 1-2 minggu dan merasa nyeri di perut bagian bawah, apalagi jika disertai perdarahan dari vagina karena merupakan pertanda telah terjadi kehamilan ektopik (di luar kandungan). Penyebabnya, kelainan saluran tuba berupa penyumbatan/penyempitan, sehingga hasil konsepsi tak bisa masuk ke dalamnya. Akibatnya, terjadilah kehamilan ektopik, bisa di saluran telur, kornu (tanduk rahim), serviks uteri (mulut rahim), indung telur, ataupun di dalam perut. Dokter akan menyarankan untuk segera mengakhiri kehamilan, karena embrio tak mungkin membesar menjadi janin hingga usia 9 bulan. Baru beberapa minggu saja, “tempat bersarangnya” sudah tak tahan dan pasti akan pecah. Kalau sudah begini, malah bisa mengancam nyawa ibu.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR