* Pelajari segala pengetahuan tentang kehamilan.
Bila perlu, sebelum hamil ibu sudah mempersiapkan diri untuk hamil (prepare to be pregnant). Datangi klinik-klinik yang menyediakan konsultasi premarital ataupun Parent Education Program. Setidaknya dengan mendapat informasi, ibu jadi sadar, perubahan-perubahan yang bakal dialami semasa hamil adalah hal wajar.
Gali juga informasi tentang perubahan kehamilan itu di buku-buku, majalah, ataupun internet. Bila ada informasi yang membingungkan, jangan sungkan untuk bertanya kepada dokter atau psikolog.
* Libatkan keluarga terdekat.
Dukungan mereka, khususnya suami, sangat dibutuhkan. Bila seorang ibu yang sudah berusaha mengubah perilakunya namun tidak didukung lingkungan, maka sikapnya akan kembali seperti semula. Ketika seseorang melakukan sesuatu, ia membutuhkan reward dalam bentuk pujian ataupun penghargaan. Dengan dukungan suami, maka ibu lebih siap menghadapi berbagai perubahan selama kehamilan.
* Dengarkan saran yang baik dan lupakan yang buruk.
Semasa kehamilan, ibu akan sering mendapat cerita-cerita tentang kehamilan dan persalinan. Saringlah cerita-cerita tersebut. Tak perlu terlalu mendengarkan hal-hal yang mengerikan. Kalau dituruti, lama-lama ibu hamil yang tadinya bukan pencemas malah jadi pencemas. Carilah sosok berpengalaman menghadapi kehamilan sekaligus menenangkan, entah ibu, kerabat, saudara, teman, dan lainnya. Dengan begitu, ibu tak perlu cemas berlebihan.
* Perhatikan penampilan.
Walau kondisi membuat ibu lemas dan sering mual-mual, ibu hamil tetap perlu menyediakan waktu untuk merawat dirinya. Sekalipun sebenarnya malas dandan, tapi sebaiknya jangan diperturutkan karena hanya akan membuat wajah terlihat kusut masai. Jika ibu hamil melihat dirinya cantik, ia pasti akan bersemangat menjalani kehamilannya.
KOMENTAR