TabloidNakita.com - Bagaimana mengatasi batuk pilek saat hamil?
BATUK PILEK SAAT HAMIL
Sebelum membahas batuk pilek saat hamil, kita bahas batuk secara umum. Batuk sebenarnya refleks tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang ada di saluran napas. Benda asing tadi bisa berupa makanan, debu, kuman, atau bahan lain yang sifatnya mengiritasi dinding saluran napas.
Batuk yang tak disertai infeksi, misalnya, terjadi karena alergi atau iritasi debu. Sedangkan yang disebabkan adanya proses infeksi kuman, bisa jadi merupakan salah satu gejala dari radang tenggorokan, bronkitis, atau radang paru-paru.
Namun demikian, batuk yang sering terjadi adalah batuk yang disebabkan radang pada tenggorokan (istilah medisnya, tonsilofaringitis). Sebagian besar radang tenggorokan disebabkan infeksi virus yang penularannya terjadi karena kita menghirup udara yang mengandung kuman tersebut.
Bila peradangan yang terjadi terbatas pada tenggorokan, bisa dibilang batuk pilek saat hamil tak memberi pengaruh apa-apa pada kehamilan. Kekhawatiran bahwa batuk yang terlalu keras akan menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur tidaklah beralasan, karena bayi cukup terlindung di kandungan kala si ibu batuk.
Penanganan batuk pilek saat hamil atau radang tenggorokan selama kehamilan juga perlu dilakukan secara hati-hati. Sebab, obat-obatan yang dikonsumsi secara sembarangan, khususnya antibiotik, malah akan membuat janin mengalami masalah. Oleh karena itu, meski hanya batuk atau radang tenggorokan ringan, jangan mengonsumsi obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter.
Waspadai batuk pilek saat hamil:
Bila infeksi berlanjut dan sampai terjadi radang paru-paru, tentunya keadaan makin serius. Radang paru-paru pada kehamilan adalah salah satu penyebab kematian non-obstetrik (tak berhubungan langsung dengan kandungan), selain penyakit jantung. Karenanya bila ibu hamil menderita radang paru-paru, harus segera dirawat dan ditangani, agar jangan sampai terjadi kematian janin dan ibu.
2. PILEK
Pilek atau rhinitis adalah peradangan pada mukosa hidung. Ada banyak penyebab pilek, tapi yang tersering adalah virus. Di antaranya virus influenza. Seperti halnya penyakit pada saluran napas lainnya, rhinitis ditularkan melalui kuman di udara yang terhirup saat bernapas.
Keluhan awal biasanya berupa rasa sakit dan tak enak di daerah tenggorokan, timbul demam, dan keluarnya cairan jernih dari hidung. Selanjutnya, hidung jadi tersumbat dan membuat rasa tak nyaman saat bernapas. Namun pilek tak berdampak bahaya apa-apa bagi kehamilan. Apalagi biasanya penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya bila daya tahan tubuh baik.
Yang perlu disadari, infeksi atau gangguan kesehatan pada tubuh sedikit banyak membuat tubuh terasa tak nyaman. Alhasil, selera makan jadi hilang yang berdampak kurangnya asupan nutrisi. Padahal, tubuh justru perlu asupan nutrisi lebih banyak dari biasanya untuk mengatasi penyakitnya itu. Pada ibu hamil, tingkat kebutuhan ini bertambah lagi karena diperlukannya asupan gizi yang baik untuk pertumbuhan janinnya. Jadi yang perlu diperhatikan di sini, jangan sampai asupan nutrisi terganggu atau berkurang.
Soal penggunaan obat untuk mengatasi pilek, meski banyak dijual bebas, harus tetap hati-hati. Sebab, beberapa bahan dari obat tersebut ada yang memerlukan perhatian khusus dan kurang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil, seperti yang mengandung pseudoephedrine.
Untuk membantu kesembuhan, minumlah banyak air hangat, jus buah atau air putih, dan jaga agar kecukupan nutrisi selalu terpenuhi. Untuk melegakan hidung tersumbat, bisa diberikan obat tetes hidung yang berisi Na Cl 0,9 % (normal saline).
KOMENTAR