Nakita.id - Kasus siswa Sekolah Dasar (SD) yang menghamili siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tulungagung membuat heboh masyarakat.
Gaya pacaran mereka yang 'kelewat batas', menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Bahkan tetangga sekitar mereka pun ikut terkejut mendengar kabar kehamilan siswi SMP tersebut.
BACA JUGA: Baru Bangun Tidur dan Belum Mandi, Wajah Nagita Slavina Jadi Pusat Perhatian
Menghimpun informasi dari suryamalang.tribunnews.com, para tetangga sudah mencoba mengingatkan orangtua siswa SD tersebut.
Tetapi, saat diingatkan respon ayahnya justru membuat tetangga terbelalak.
"Bapaknya bilang, biar jadi bahan percobaan burung anaknya yang baru sunat. Kalau sudah hamil begini kan baru tahu rasa dia," ujar salah satu tetangga kepada SURYAMALANG.com.
Apalagi keduanya masih berusia 13 tahun yang notabene masih berkembang dan wajib menempuh pendidikan.
Umur 13 tahun pun masih sangat muda untuk seorang siswi SMP sudah mengandung anak pertama.
Bahkan kehamilan siswi SMP tersebut baru diketahui saat gurunya mengantarnya ke Puskesmas untuk diperiksa.
BACA JUGA: Usia Kandungan Istri Giring
Usai diperiksa baru diketahui jika usia kandungannya sudah menginjak 6 bulan.
Kasus yang menimpa siswa SD dan siswi SMP ini, seolah membuktikan adanya kekeliruan orangtua terkait pendidikan seksual pada anak.
Terlebih di jaman yang serba modern ini sangat mudah bagi anak-anak di bawah umur mengakses tentang hal yang berbau pornografi.
Untuk menghindari berulangnya kasus hamil di usia sangat dini, tak ada salahnya orangtua memberikan kontrol dan pendidikan seksual sejak pada anak.
Melansir dari pbs.org, ada banyak faktor yang memengaruhi kasus kenakalan seksual pada anak-anak, salah satunya akses mudah alat kontrasepsi.
Dilansir dari Intisari.com, anak-anak usia dini mulai kelas dua atau tiga SD sudah perlu diberitahu perihal seks.
BACA JUGA: Ghaida Tsurayya Ungkap Penyebab Sebenarnya Cucu Aa Gym Meninggal, Ternyata Alami Pembekuan Darah
Sebuah penelitian terbaru dari Georgetown University, menunjukkan memulai seks di sekolah dasar membantu menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, kematian ibu, aborsi yang tidak aman dan STD.
Standar kesehatan Amerika bahkan menyarankan orangtua untuk bicara tentang seks sejak dini dengan anak-anak. Usia taman kanak-kanak pun diperbolehkan.
Selama ini rata-rata waktu yang diberikan oleh pihak sekolah untuk memberikan pendidikan seks adalah 17 jam (mulai dari kecil hingga SMA).
Waktu itu dirasa masih kurang sehingga orangtua perlu membicarakan seks dengan anaknya secara khusus.
Sebagai pedoman, anak kelas dua SD seharusnya sudah bisa mengingat nama semua anggota tubuhnya serta menjelaskan apa fungsi organ tersebut.
BACA JUGA: Trik Mudah Hindari Si Kecil dari Perilaku Berisiko ala Maya Septha
Saat naik ke kelas enam SD, mereka sudah harus tahu apa itu pubertas dan bagaimana melalui masa-masa itu.
Mereka juga sudah harus tahu bagaimana cara penyebaran penyakit HIV.
Mulai kelas dua SMP, remaja harus bisa mengetahui peran masing-masing gender dan memahami fungsi alat kontrasepsi.
Nah, ketika sudah lulus dari SMA, remaja manapun sudah harus bisa mendeskripsikan bagaimana cara-cara menggunakan kondom.
Semua hal tadi perlu diketahui karena pengetahuan seks sangat dibutuhkan, untuk melindungi anak dari risiko melakukan seks bebas atau tertular penyakit seksual.
BACA JUGA :Lagu Unbeatable Jadi Single Ketiga dari Album Asian Games 2018
Source | : | pbs.org |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR