TabloidNakita.com - Stimulasi otak bayi sebenarnya bisa dilakukan sejak usia kehamilan 18-20 minggu. Menurut aliran homunculus, sejak terjadi pertemuan sel telur dan sel sperma bayi sudah memiliki perkembangan psikologis dan biologis, sehingga janin dalam kandungan pun sudah mulai bereaksi terhadap rangsangan dari luar. Jadi, inilah saat tepat untuk memberikan stimulasi.
Pada kehamilan trimester pertama, janin memiliki tingkah laku spontan yang berulang atau habituasi, seperti menunjukkan respon berupa gerakkan, kontraksi otot, dan perubahan denyut jantung.
Sementara menurut teori psikogenesis, pada trimester kedua otak bayi berkembang pesat. Kondisi inilah yang dapat membuat janin dapat mengingat situasi yang dilakukan ibu saat mengandung. Contohnya, bayi dapat mengingat perkataan kasar yang diucapkan ibunya saat mengandung. Akibatnya, meski tidak diasuh oleh ibu kandungnya ia bisa tetap meniru kata kasar karena mengingat apa yang dilakukan ibi selama mengandungnya.
Sel syaraf janin dapat berkembang dengan pesat. Ini adalah kesempatan emas untuk memberikan energi positif pada otak bayi berupa stimulasi. Hindari perasaan cepat cemas dan komentar yang kurang baik karena nantinya dapat mempengaruhi bayi setelah lahir.
Nah, untuk menstimulasi kecerdasan janin, Mama dapat melakukan 3 stimulasi penting ini:
1. Stimulasi Kognitif
Ketika bayi mendengar suara ibunya maka secara alamiah denyut jantungnya bergerak aktif. Ritme jantung akan melambat bila mendengar suara orang lain. Ketika ritme jantung aktif, bayi akan menyimpan kata-kata dari ibu dalam memorinya. Stimulasi ini dapat mengasah kecerdasan janin di dalam kandungan.
2. Stimulasi Afektif
Emosional janin pun sudah berkembang pada waktu yang bersamaan. Karena itu, tak heran bila saat bayi mendengar lagu klasik maka perasaannya juga akan tersentuh. Stimulasi musik dapat dilakukan saat kehamilan.
3. Stimulasi fisik
Adalah ketika ibu mengelus perut sehingga terjadi sentuhan janin melalui kulit ibu. Stimulasi fisik dapat mendekatkan hubungan ibu dengan bayi.
Pada usia kehamilan ke-28, janin sudah memiliki pendengaran yang sempurna sehingga ia bisa mendengar suara ibu, musik, atau klakson. Bahkan USG pun menunjukkan bayi dalam kandungan akan tersentak saat kaget mendengar suara keras atau memutar tubuh ke arah sumber cahaya.
Menstimulasi otak janin tidak hanya dapat mengoptimalkan otak janin selama kehamilan, namun juga memberikan ikatan batin antara ibu dan anak.
Selamat memberikan stimulasi Mama.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR