Tabloid-Nakita.com - Ibu hamil diwajibkan menjaga pola makannya karena ia tak hanya harus memenuhi asupan nutrisi untuk dirinya sendiri tapi juga bagi janinnya. Tapi menurut sebuah studi baru, yang tak kalah penting ibu hamil juga perlu rutin berolahraga. Ibu hamil yang rajin olahraga, perkecil risiko jantung anak.
Ibu hamil memang disarankan untuk melakukan olahraga berintensitas sedang selama 30 menit selama beberapa kali dalam seminggu, seperti jalan cepat atau berdansa untuk membantu mencegah penambahan berat badan dan mempermudah proses persalinan nantinya. Namun ternyata tim peneliti gabungan dari AS dan Jerman menemukan manfaat lain dari aktivitas ini.
Peneliti dari California State University dan University of Greifswald Jerman mengamati efek olahraga selama masa kehamilan pada induk-induk babi. Mengapa peneliti memilih babi? Menurut mereka, babi dapat merespons rejimen olahraga jauh lebih baik daripada tikus, di samping karena babi mempunyai respons biologis terhadap olahraga yang mirip dengan manusia.
Kemudian induk-induk babi yang tengah hamil itu dibuat berlari di atas treadmill selama 20-45 menit, lima kali perminggu pada minggu-minggu terakhir kehamilan, yaitu 15 minggu. Setelah itu, anak dari masing-masing babi dibunuh ketika usianya mencapai tiga, lima dan sembilan bulan agar sampel darah, hati dan arteri femoral (arteri besar yang ada di paha) dapat diperoleh.
Setelah dianalisis dan dibandingkan dengan anak babi yang induknya tidak berolahraga terlihat bahwa rezim olahraga telah membantu meningkatkan fungsi otot polos pembuluh darah pada si anak babi.
Jika diaplikasikan pada manusia, ini berarti berolahraga selama masa kehamilan meningkatkan fungsi otot polos dalam pembuluh darah si calon jabang bayi, yang berakibat pada peningkatan fungsi vaskular. Bahkan peningkatan fungsi vaskular ini bisa bertahan hingga si jabang bayi tumbuh dewasa, termasuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Berkat temuan tersebut, studi ini pun diklaim yang pertama dapat membuktikan pengaruh olahraga selama masa kehamilan terhadap risiko kesehatan si jabang bayi ketika dewasa kelak.
"Kami baru memahami bagaimana olahraga selama masa kehamilan mempengaruhi keturunan dan risiko penyakitnya," simpul ketua tim peneliti Dr. Sean Newcomer dan Dr. Martin Bahls seperti dilansir Telegraph, Minggu (27/10/2013).
"Hasil studi kami bisa jadi membantu mendorong dibuatnya panduan agar para wanita dapat membuat keputusan terbaik, baik untuk diri mereka sendiri maupun anak-anak mereka dengan menyediakan pilihan sehat yang sudah terbukti," imbuh mereka.
Hanya saja keduanya mengaku masih butuh studi lanjutan untuk mengetahui bagaimana olahraga dapat mempengaruhi sirkulasi darah, dan bagaimana perubahan fungsi pembuluh darah juga berdampak terhadap risiko penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke pada anak-anak.
Meski butuh penelitian mendalam, sehingga kesimpulan ibu hamil yang rajin olahraga, perkecil risiko jantung anak, tidak ada salahnya bila orangtua berolahraga untuk kesehatan dan kebugaran.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
KOMENTAR