Olahraga sarat manfaat bagi ibu hamil, tapi sebelum melakukannya, pastikan rambu-rambu berikut dipatuhi.
• Ibu harus sehat
Olahraga pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Bila tidak sehat, maka kesehatan harus dipulihkan dulu. Untuk memastikan kesehatan ibu konsultasikan pada dokter kandungan sebelum melakukan olahraga.
• Porsi olahraga harus pas dengan kebutuhan dan kondisi ibu.
Latihan yang terlalu ringan tentu tidak efektif memberikan manfaat berolahraga secara optimal. Sebaliknya, gerak yang melebihi kebutuhan atau terlalu berat dapat membuat jantung bekerja terlalu cepat dan darah lebih banyak mengalir ke bagian otot-otot yang bekerja lebih keras, seperti tangan dan kaki, bukan ke plasenta untuk memenuhi kebutuhan janin. Hal ini dapat membahayakan dan menyebabkan terjadinya gawat janin.
Poin terpenting dalam olahraga yang perlu diperhatikan adalah ibu harus tetap merasa sehat sebelum dan setelah berolahraga. Bila akibat berolahraga ibu merasa letih, serasa mau ambruk, pusing, dan merasa nyeri di bagianbagian tertentu berarti ada dua kemungkinan. Pertama, olahraga yang dilakukannya terlalu berat. Yang kedua olahraga dilakukan terlalu sering. Jadi, porsi olahraganya harus direvisi. Porsi olahraga bagi setiap ibu bisa berbeda-beda bergantung pada kebiasaan. Paling baik, olahraga dilakukan 3-5 kali dalam seminggu. Kalau baru sekali berlatih tubuh sudah tidak kuat, berarti kemungkinan latihannya terlalu berat. Aturlah agar porsinya lebih ringan lagi, entah itu dari gerakannya, kecepatannya, atau durasinya.
• Bukan bentuk olahraga yang menggunakan keseimbangan.
Umumnya ibu hamil mempunyai masalah dalam keseimbangan sehingga mudah baginya untuk terjatuh. Karenanya, hindari olahraga yang sifatnya mengandalkan keseimbangan seperti bersepeda.
• Bukan jenis olahraga yang energik.
Saat hamil dan menjelang persalinan ikat-ikat sendi ibu hamil menjadi lebih longgar. Hal ini memungkinkan ibu mengalami cedera terkilir. Maka itu hindari
jenis olahraga yang terlalu energik seperti aerobic high impact (mengentak), senam yang menggunakan beban, dan olahraga bela diri yang membutuhkan kuda-kuda, tendangan, dan keseimbangan.
• Perhatikan asupan cairan.
Olahraga dapat meningkatkan suhu tubuh dan menimbulkan dehidrasi bila tidak diimbangi dengan asupan cairan. Dampaknya tentu tak baik bagi janin. Asupan cairan untuk menggantikan cairan yang terbuang selama berlatih sangat penting untuk menjaga suhu tubuh dan metabolisme. Minumlah sebelum berlatih, saat berlatih, maupun sesudahnya. Kecukupan air bisa dilihat dari warna urine yang selain jernih, terang, juga tidak berbau menyengat. Nah, setelah mengetahui rambu-rambu ini, silakan memilih jenis olahraga sesuai minat dan kemampuan Ibu. Selamat berolahraga!
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR