Secara medis kegemukan pada wanita termasuk salah satu faktor penghambat kesuburan. Paling mudah menandai kegemukan yang berpengaruh pada kesuburan adalah bila menstruasi sudah terganggu. Kelebihan berat badan di atas 20% dari berat ideal, sebaiknya sudah diwaspadai. Yang harus lebih diwaspadai adalah bila kedua pasangan sama-sama berbadan subur. Selain tidak sehat, tentu saja faktor penghambatnya lebih besar lagi karena datang dari kedua belah pihak. Saran yang paling rasional adalah upaya menurunkan berat badan untuk keduanya. Berikut beberapa penanganan yang akan dilakukan dokter untuk mengatasi masalah ini:
Bila kegemukan itu masih bisa ditoleransi dan jadwal haid belum sampai terganggu, biasanya dokter akan menyarankan diet sehat untuk menurunkan berat badannya. Dan itu berarti olahraga dan makan cukup kalori. Dengan turunnya berat badan beberapa kilo, diharapkan wanita ini secara fisik lebih bugar sehingga memudahkan terjadinya pembuahan. Tidak disarankan untuk menurunkan berat badan dengan obat/jamu pelangsing. Selain efek samping yang mungkin timbul, obat/jamu ini pun bila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menggangu kestabilan hormon. Akibatnya? Langkah untuk mendapat momongan akan makin panjang.
Oleh dokter, pasangan ini akan di cek terlebih dahulu kondisinya. Benarkah hormon kesuburannya, seperti hormon prolaktin, progesteron, MSH dan sebagainya sudah terganggu. Bila iya, di tahap awal dokter akan memberikan obat yang fungsinya untuk menstabilkan siklus haidnya. Setelah siklusnya tertata, dokter bisa memperkirakan waktu yang tepat untuk memberikan obat pemacu ovulasi. Seperti diketahui, matangnya sel telur pada waktunya akan memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Yang menjadi dilema, obat-obat pemicu hormon seperti ini sedikit banyak juga berefek pada bobot tubuh. Biasanya wanita yang mengonsumsinya dalam jangka panjang akan mengalami kenaikan berat badan. Namun jangan khawatir, sebelum memberikannya pasti dokter sudah mempertimbangkannya dan menghitung segala risikonya.
Setelah dievaluasi beberapa waktu dan ternyata hasilnya belum seperti yang diharapkan. Dokter akan meningkatkan dosis obat yang diberikan dengan menggunakan suntikan. Selama ini suntikan untuk memacu matangnya sel telur cukup mujawab. Namun sekali lagi manusia sekedar berusaha, campur tangan yang di Atas lebih dominan dalam menentukan jadi tidaknya pembuahan.
Bila beragam terapi yang disarankan tak kunjung membuahkan hasil, biasanya dokter akan menawarkan alternatif bayi tabung. Namun sekedar catatan, pelaksanaan bayi tabung mensyaratkan beberapa hal semisal ada kelainan patologis yang tidak bisa dikoreksi, pernah ada operasi pada organ reproduksi dan sebagainya. Meski demikian keberhasilan bayi tabung sampai saat ini masih berada di angka 40%.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR