Meski dahulu pernah ada anggapan wanita yang tengah berbadan dua tidak diperkenankan dipijat karena dapat membahayakan janin. Saat ini, anggapan itu telah ditepis karena terbukti pijatan--asalkan sesuai dengan rambu-rambu yang ada-- tidak memberikan dampak buruk pada calon bayi. Jadi bila ibu memang merasa kerap pegal-pegal karena harus menanggung beban tambahan di perut dan punggung dan dinyatakan tidak memiliki masalah apa pun pada kandungannya, tak perlu ragu untuk berelaksasi di spa. Manfaat spa bagi wanita hamil sama seperti manfaat spa pada umumnya. Dari memberikan relaksasi hingga menghilangkan kepenatan. Tentu diharapkan, kenyamanan yang dirasakan ibu hamil setelah mendapat perawatan di spa dapat memberi faedah bagi janin sepanjang kehamilan, dan setelah si kecil dilahirkan. Bukankah berbagai perasaan positif ibu juga akan membangun emosi yang baik pada anak kelak? Berikut rambu-rambu bagi ibu hamil yang ingin mengikuti program relaksasi di spa:
Program spa dapat dinikmati setelah usia kehamilan 3 bulan dimana kandungan umumnya sudah semakin kuat.
Perawatan di spa tidak disarankan bagi ibu yang memiliki masalah dalam kehamilannya. Seperti ibu yang mengalami plasenta previa, sering mengalami flek, tengah menderita demam, atau batuk hebat. Mengapa? Tentu ada alasan masing-masing menyangkut kesehatan ibu hamil. Contoh, pada kondisi demam, pemijatan tidak diperkenankan berkaitan dengan kondisi aliran darah yang semakin lancar setelah pijat justru dikhawatirkan dapat memicu suhu tubuh semakin meningkat lagi. Atau kala batuk hebat, ibu tidak dapat menikmati pelayanan spa karena dikhawatirkan malah dapat memancing kontraksi.
Posisi terbaik pada saat pemijatan adalah tidur miring atau duduk, tapi tidak tengkurap mengingat dapat menekan perut.
KOMENTAR