Nakita.Id - Berbagai mitos beredar di kalangan Mama seputar bayi prematur, apa sajakah mitos tersebut, berikut di antaranya:
Beberapa Mitos tentang Bayi Prematur dan Proses Menyusui
Mitos Bayi Prematur 1: Bayi Prematur perlu masuk inkubator
Mitos sangat keliru. Bayi prematur, bahkan yang sangat mungil sekalipun sebenarnya lebih membutuhkan kontak kulit dengan ibu (atau ayahnya) daripada dimasukkan ke dalam inkubator. Bukti-bukti menunjukkan bahwa metabolisme bayi prematur (atau bayi berkebutuhan khusus) jauh lebih stabil ketika menempel/kontak kulit dengan ibu. Napas bayi prematur lebih stabil, lebih rileks dan tenang, tekanan darahnya lebih normal, kadar gula darah serta suhu kulit mereka pun lebih baik. Semua ini terjadi jika bayi prematur dirawat dengan metode Kangguru (Kangaroo Mother Care) yaitu melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi hampir sepanjang hari. Bahkan ibu yang melakukan metode Kangguru ini dapat memproduksi ASI lebih banyak, ia dapat menyusui bayi prematurnya lebih segera dan bayi akan menyusu lebih baik.
Mitos Bayi Prematur 2: Semua bayi prematur perlu asupan tambahan (fortifier)
Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya sebagian besar bayi prematur tidak membutuhkan asupan tambahan. Jika ibu sudah dapat memerah ASI, bayi dengan berat sekitar 1500 gram (bayi dengan usia kandungan 32 minggu memiliki berat di kisaran 1500 gram, meski ada beberapa pengecualian) dapat tumbuh baik hanya dengan ASI saja, dengan kemungkinan penambahan vitamin D atau fosfor, barangkali.
“Kebutuhan” akan asupan tambahan seakanmenjadi semacam ayat suci yang terukir di prasasti untuk bayi prematur. Banyak (kalau tidak bisa disebut mayoritas) NICU menerapkan kebijakan bahwa semua bayi prematur harus tumbuh dalam tingkat dan kecepatan yang sama, seakan-akan mereka bukan lahir lebih awal. Ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa bayi yang tumbuh lebih cepat (dengan tambahan asupan-editor) kelak akan memiliki masalah seperti kadar kolesterol “jahat” lebih tinggi, tekanan darah lebih tinggi, kekebalan terhadap insulin (yang mungkin merupakan gejala awal dari diabetes tipe 2), dan kegemukan) dibanding dengan bayi prematur yang mendapat ASI. Riset ini dilakukan terhadap 3 kelompok bayi prematur yaitu: kelompok yang menyusu langsung, kelompok yang menyusu langsung dan mendapat donor ASI, dan kelompok yang diberi asupan ASI dengan tambahan formula. Kelompok terakhir ini memang tumbuh lebih cepat dan lebih besar, namun ada harga yang harus dibayar mahal di kemudian hari.
Bagaimana memberi bayi prematur asupan tanpa tambahan? Pertama-tama, beberapa bayi memang perlu asupan tambahan, yaitu bayi yang sangat-sangat mungil dan bayi yang ibunya tidak dapat mengeluarkan cukup ASI. Saat ini memang ada asupan tambahan yang dibuat dari susu manusia (ASI), sayangnya cukup sulit diperoleh dan harganya relatif mahal. Meskipun tidak ada alasan bahwa asupan tambahan harus dibuat dari susu sapi. Bagaimanapun juga mayoritas bayi prematur tidak membutuhkan asupan tambahan karena mereka mempunyai berat yang ‘cukup”.
Ada yang saya pelajari ketika saya bekerja di Afrika. Salah satu cara menghindari ‘kebutuhan’ terhadap asupan tambahan pada bayi prematur ternyata adalah dengan memberikan mereka lebih banyak ASI daripada yang ‘diperbolehkan’ di NICU. Benar, fisik bayi-bayi Afrika ini tidak seperti bayi-bayi di NICU negara maju yang lebih besar, lebih sehat, dan membutuhkan lebih sedikit bantuan pernapasan untuk bertahan hidup. Namun sebagai orang yang percaya kepada hukum "bayi harus tumbuh seolah-olah ia masih dalam rahim" saat itu, saya (Jack Newman) meningkatkan jumlah susu (ASI) hingga diatas 150-180 ml/kg/hari, bahkan terkadang 300 ml/kg/hari dan bayi-bayi itu baik-baik saja dan tumbuh dengan baik. Agar pemberian ASI tidak terlalu banyak pada setiap waktunya, ASI diteteskan langsung ke dalam mulutnya secara berkesinambungan, dengan cara meneteskan beberapa kali dalam satu waktu.
Mitos Bayi Prematur 3: Bayi prematur belum dapat menempel pada payudara bila belum berusia 34 minggu (masa kandungan)
Mitos ini sama sekali tidak benar. Selama (saya-Jack Newman) bekerja di NICU ramah ASI, khususnya di Swedia, (saya telah melihat) bayi-bayi prematur dapat meraih payudara ibu bahkan bayi yang lahir pada usia kandungan 28 minggu sekalipun. Pada bayi prematur yang lahir di minggu ke 30 pun mereka dapat melekat dan menyusu langsung dari payudara. Beberapa bayi (baru) yang lahir di minggu 32 bahkan dapat menyusu penuh. Menyusu penuh artinya menyusu langsung pada payudara saja, tanpa bantuan pemberian ASI melalui botol atau selang. Penggunaan Metode Kangguru, dan mengenalkan payudara ibu sesegera mungkin setelah bayi lahir meningkatkan kemungkinan bayi mendapat ASI penuh. Metode untuk bayi prematur ini dapat dilakukan di mana pun
Tentu saja, setiap bayi unik dan berbeda. Beberapa bayi prematur mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama, tergantung dari apakah mereka mengalami masalah pada sistem pernafasan atau ada indikasi medis yang lain. Namun amat disayangkan ada patokan bahwa pemberian asupan bagi bayi prematur dilakukan melalui botol hingga bayi tersebut berusia 34 minggu (masa kandungan) baru kemudian diperkenalkan dengan payudara ibunya.
Baca juga: Merawat Bayi Prematur di Rumah
Mitos Bayi Prematur 4: Ibu dari bayi prematur harus menggunakan pelindung puting agar bayinya dapat melekat dengan baik dan dapat menyusu dengan baik
Mitos ini tentu saja keliru. Berdasar pengalaman saya di Afrika sebagian besar tidak (sebenarnya, kami tidak pernah) menggunakan pelindung puting, begitu pula pengalaman bekerja di NICU di negara-negara lain seperti Swedia. Nyqvist, dalam artikel keduanya menceritakan pernah menangani bayi-bayi yang lahir prematur pada usia kandungan antara 26-31 minggu dan hanya sebagian kecil yang menggunakan perisai puting. Hasilnya hampir semua bayi pulang dari Rumah Sakit sudah dapat menyusu langsung dari payudara. Berbeda kondisinya dengan yang terjadi di NICU di Amerika Utara. Hanya ada sedikit bayi prematur tersebut yang sudah dapat menyusu langsung dari payudara ketika mereka keluar dari Rumah Sakit (sebelumnya paling bagus para bayi itu memperoleh ASI melalui botol sementara ibu jarang meletakkan bayinya ke payudara).
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Ipoel |
KOMENTAR