Tabloid-Nakita.com - Tradisi memotong rambut bayi ternyata dilakukan oleh berbagai budaya dan agama di dunia. Sebutlah masyarakat muslim Arab bertradisi memotong rambut bayi bersamaan dengan waktu akikah atau sekitar 7 hari setelah kelahirannya. Berat rambut yang tergunting itu kemudian ditimbang dan seberat itu pula akan dikeluarkan perak untuk disedekahkan kepada fakir miskin. Masyarakat Hindu India juga mempunyai tradisi memotong rambut bayi untuk membersihkannya dari hal-hal negatif dalam kehidupan sebelumnya.
Di Nusantara ada juga budaya potong rambut bayi. Seperti budaya Jawa yang mengenal tradisi potong rambut saat bayi berusia 35 hari atau bertepatan dengan upacara selapanan. Pada saat itu beberapa orang yang dituakan seperti eyang/bude/pakde secara bergantian akan memotong sejumput rambut bayi. Upacara ini akan diikuti dengan tradisi bancakan atau membagikan sepincuk nasi gudangan (urap) pada anak-anak kecil di lingkungannya. Masyarakat Ternate-Maluku Utara juga mempunyai tradisi memotong rambut bayi yang disebut saro-saro. Upacara ini sebagai simbol untuk menyambut kehidupan baru bagi sang bayi. Tradisi potong rambut ini biasanya diteruskan dengan mencukur plontos kepala bayi hingga bersih.
Ternyata, mencukur rambut tidak sekadar tradisi, tapi juga sangat baik bagi kesehatan
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Ipoel |
KOMENTAR