TabloidNakita.com - Ada beberapa penyakit menular yang harus diwaspadai orangtua saat banjir, berikut 3 penyakit yang mengancam anak saat banjir:
1. Diare. Ini satu dari penyakit yang mengancam anak saat banjir. Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, potensi banjir meningkat. Pada saat banjir, sumber-sumber air minum, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal, akan ikut tercemar. Di samping itu, pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dengan fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat. Pada anak, penyakit mengancam anak saat banjir ini lebih mengancam karena daya tahan tubuh anak belum optimal.
Langkah antisipasi:
Pertama, untuk mengatasi penyakit mengancam anak saat banjir ini, biasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat.
Kedua, membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari.
Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal.
Keempat, hubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare.
2. Demam berdarah. Penyakit mengancam anak saat banjir juga di kala musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti, yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Ini karena saat banjir, genangan air muncul di sana-sini. Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan, banyak sampah seperti kaleng bekas, ban bekas, dan tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan selama beberapa waktu. Genangan air itulah yang akhirnya menjadi tempat berkembang biak nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, risiko terjadinya penularan penyakit ini juga semakin meningkat.
Langkah antisipasi: Untuk mencegah penyakit mengancam anak saat banjir, Masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat. Selain itu, masyarakat diharapkan segera membawa anak ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi tanpa sebab yang jelas, disertai adanya tanda-tanda pendarahan. Tingkatkan daya tahan tubuh anak agar penyakit ini tidak mudah menyerang. Entah dengan memberikan asupan bergizi, istirahat cukup, terhindar dari stres, dan lain-lain.
3. Penyakit leptospirosis. Penyakit yang mengancam anak saat banjir leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis karena ditularkan melalui hewan atau binatang. Di Indonesia, hewan penular terutama adalah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya. Pada musim hujan, terutama saat banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia sehingga kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut. Bila anak memiliki luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit.
Langkah antisipasi: Untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis saat banjir, masyarakat diimbau untuk melakukan langkah-langkah antisipasi sebagai berikut:
Pertama, menekan populasi dan hindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal, dengan selalu menjaga kebersihan.
Kedua, hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila memiliki luka.
Ketiga, gunakan pelindung, misalnya sepatu, bila terpaksa harus masuk daerah banjir.
Keempat, segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit punya gejala panas tiba-tiba, sakit kepala, dan menggigil.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
KOMENTAR