Tabloid-Nakita.com - Banyak orangtua belum familiar dengan istilah common cold. Tapi jika mendengar pilek, flu, dan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), umumnya tak asing lagi. Yang harus diingat, common cold tidak sama dengan flu atau ISPA. Istilah populernya adalah pilek. Kalau istilah ini pasti kenal kan? Kabar buruknya, pilek bisa menyebabkan infeksi telinga bila tidak tertangani dengan baik.
Common cold disebabkan oleh infeksi virus sehingga tak memerlukan pengobatan antibiotik, selain juga dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Banyak virus yang dapat menyebabkan common cold, paling sering adalah rhinovirus dan coronavirus. Pada bayi dan anak-anak, common cold paling banyak berasal dari virus parainfluenza, respiratory syncytial viruses (RSV), influenza, adenovirus, enterovirus tertentu, dan coronavirus.
Anak, balita, dan bayi lebih sering terkena common cold dibandingkan orang dewasa. Tak heran jika dalam satu tahun anak, khususnya bayi, bisa terkena common cold hingga tujuh kali atau bahkan lebih. Ini karena di awal kehidupannya, bayi masih beradaptasi dan membangun daya tahan tubuhnya.
3 CARA PENULARAN PILEK PADA ANAK
1. Melalui udara.
Bila seseorang sakit batuk-pilek, maka saat dia batuk, bersin atau berbicara, bisa menularkan virus pada bayi dan anak.
2. Kontak langsung.
Virus dapat menular ketika orang yang sedang sakit menyentuh hidung/mulutnya, lalu menyentuh tangan bayi/anak, selanjutnya bayi/anak menyentuh hidung/mulutnya dengan tangannya yang sudah terkontaminasi virus.
3. Menyentuh benda yang terkontaminasi virus.
Virus dari orang yang sedang sakit dapat melekat di permukaan benda dalam waktu 2 jam atau lebih. Anak/bayi bisa tertular bila menyentuh benda yang terkontaminasi virus lalu menyentuh mulut/hidungnya.
KOMPLIKASI PENYAKIT PILEK PADA ANAK (COMMOND COLD)
1. Otitis media (infeksi telinga).
Pilek dapat menyebabkan infeksi telinga bila tak tertangani dengan baik. Sekitar 5%—15% anak yang terkena common cold mengalami infeksi telinga bagian tengah. Adanya saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga, membuat bakteri/virus bisa dengan mudah menyeberang ke telinga melewati saluran tersebut.
2. Bronkiolitis dan pneumonia.
Bila daya tahan tubuh bayi/anak sangat turun, maka virus yang berada di saluran napas atas akan berlanjut menginfeksi saluran napas bawah seperti saluran bronkiolus yang disebut bronkiolitis, dan paru-paru yang disebut radang paru atau pneumonia.
3. Sinusitis
Ini bisa terjadi pada anak yang lebih besar. Ruang sinus sudah terbentuk pada anak usia di bawah 3 tahun, tetapi pneumotisasi atau terbentuknya rongga-rongga di dalam sinus baru terbentuk setelah anak berusia 3 tahun. Dengan begitu risiko terjadi penumpukan sekret di dalam sinus menjadi lebih besar dan terjadilah sinusitis.
PENCEGAHAN PENYAKIT PILEK PADA ANAK
1. Hindari penularan. Jika ada orang dewasa sakit, sebaiknya tidak dekat dengan anak, apalagi bayi. Kalau harus dekat gunakan masker.
2. Biasakan orang dewasa di lingkungan anak untuk rajin cuci tangan. Saat akan menggendong bayi, cuci tangan terlebih dahulu, begitu juga saat akan menyuapinya atau mengenakannya baju. Selain itu, ajari anak untuk mempunyai kebiasaan cuci tangan usai dari luar, hendak makan dan minum, sebelum tidur, usai bermain, usai BAK dan BAB.
3. Usahakan lingkungan anak selalu bersih, memiliki sirkulasi udara bagus, dan tidak lembap alias selalu mendapat sinar matahari langsung. Juga, minimalisasikan debu di sekitar anak, khususnya kamar.
4. Jaga selalu daya tahan tubuhnya, upayakan selalu dalam puncaknya, atau dalam keadaan fit. Caranya, biasakan anak tidur teratur dan cukup, makan makanan bergizi seimbang, minum yang cukup, serta selalu aktif sehingga fisiknya selalu bergerak, terakhir berikan rasa aman, nyaman, sehingga jiwanya tenang.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
KOMENTAR