Nakita.id - Bicara seolah terbata-bata, mengulang, dan lambat masih ditemui pada anak usia 4-7 tahun. Secara umum orang sering mengistilahkannya dengan gagap. Namun istilah sebenarnya adalah stuttering. Jadi suatu kondisi bicara anak secara verbal yang tidak lancar. Namun anak tetap paham akan instruksi. Banyak faktor yang menjadi penyebab kondisi bicara anak seperti ini.
Antara lain karena anak lambat dalam mengekspresikan secara verbal apa yang ada dalam pikirannya. Jadi, ketika ia sedang memikirkan sesuatu loading-nya lambat, sehingga ucapan yang dikeluarkannya pun tidak cepat. Kemungkinannya bisa karena faktor neurologis seperti ada masalah di area bicara anak di otaknya.
Penyebab lainnya yaitu faktor psikis. Anak mempunyai kecemasan tinggi karena misalnya ada ketakutan yang luar biasa, sehingga ketika bicara anak menjadi terbata-bata dan maksudnya kurang jelas. Bisa juga anak meniru dari apa yang dilakukan temannya atau dari tontonan yang dilihatnya. Anak yang mengalami masalah ini perlu ditangani dengan mencari dulu penyebab yang mendasarinya.
(Baca juga : Tak Bisa Cepat, tapi Cara Ini Membantu Kemampuan Bicara Anak)
Apakah karena faktor neurologis, psikis, atau peniruan. Bila masalahnya karena neurologis maka perlu ditanganinya secara medis. Sementara masalah psikis bisa dengan bantuan psikolog atau psikiater. Umumnya dengan mengatasi kecemasannya agar berkurang. Sementara untuk anak yang suka melakukan peniruan, orangtua perlu berupaya meminimalkan perilakunya. Beri penjelasan perilaku yang baik dan tidak, beri penguatan-penguatan bila anak berhasil mengurangi perilaku menirunya, sehingga anak tidak menjadi kebiasaan.
Ketika orangtua menghadapi anak yang stuttering, jangan sampai fokus pada stuttering-nya itu. Misal, “Kenapa sih ngomongnya kamu seperti itu. Memang tidak bisa ngomong yang baik!?” Hal ini akan membuat anak cemas dan semakin bertambah gagap sehingga tidak muncul bicaranya. Jadi, jangan pernah memarahinya. Respons lah secara positif dengan membuat anak merasa nyaman. Katakan pada anak, “Yuk, pelan-pelan ceritanya, Mama dengarkan.”
Selain gagap, di usia prasekolah juga ditemukan anak-anak yang berbahasa planet ini seringkali terjadi pada anak yang mengalami gangguan perkembangan, speech delay, masalah autis, atau gangguan pada area bicara. Maksud bahasa planet ini yaitu bahasa atau istilah-istilah tertentu yang tidak umum atau tidak tepat, dan hanya anak sendiri yang mengerti.
(Baca juga : Mainan Canggih Menghambat Kemampuan Bicara Anak Batita)
Umumnya bahasa planet ini tidak ada artinya, contoh “bleb, bleb, bleb.” Ada juga istilah tertentu yang hanya anak itu sendiri saja yang tahu. Misal, ”Wow, ada hamburger di WC.” Anak ini hanya menyampaikan saja dan tidak dalam bentuk komunikasi. Ia seolah tidak mengharapkan respons/jawaban dari orangtuanya. Ketika orangtua melihat apa yang dimaksud ‘hamburger,’ ternyata orangtua mengetahui kemungkinan artinya itu yaitu kotoran sehabis si anak pup.
Orangtua perlu mencari penyebab anak yang berbahasa planet ini. Tentunya kemudian ditangani sesuai penyebabnya. Biasanya anak juga akan menjalani terapi bicara. Orangtua juga bisa meluruskan anak dengan menyebutkan kata-kata umum yang berlaku. Misalnya, hamburger di WC yang betul adalah kotoran karena sesungguhnya hamburger sudah digunakan untuk nama makanan. Jadi biasakan anak dari kecil berbahasa dan berkata-kata yang benar.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR