Meski bisa membantah siapa pun, biasanya anak lebih kerap membantah orang yang dekat dengannya seperti ayah dan ibu. Bentuk bantahannya bukan cuma kata-kata, tetapi juga sikap. Sejumlah kiat berikut diharapkan dapat membantu orangtua untuk mengatasi perilaku membantah pada anak ini:
Berikan penjelasan. Bila anak menolak saat disuruh makan, sebaiknya orangtua memberikan penjelasan manfaat makan dan dampak bila anak mogok makan. “Dek, kamu harus makan biar kamu bisa bermain dan tidak lemas. Kalau tidak makan, kamu bisa lemas dan tidak bisa bermain. Perutmu juga bisa sakit.”
Ciptakan kondisi yang “bersahabat” dengan anak. Dengan begitu, anak lebih mudah memahami apa yang diperintahkan dan dilarang.
Jangan memerintah diiringi dengan kritikan, ancaman, bahkan hukuman fisik, tetapi ucapkan permintaan disertai dengan senyum atau pelukan.
Tunggu beberapa saat sebelum mengulangi permintaan yang tidak langsung dikerjakan oleh anak.
Hubungkan permintaan dengan aktivitas yang menyenangkan, “Adek, mandi, yuk! Setelah mandi, nanti Mama bacakan dongeng.”
Pertahankan suasana sepositif mungkin. Tanamkan pada diri sendiri, bahwa anak sebenarnya bisa diajak bekerja sama.
Tegakkan disiplin di rumah. Terapkan aturan dengan konsisten, lakukan pengawasan terhadap pelaksanaan aturan yang telah dibuat.
Selain orangtua, anak juga suka membantah pengasuh. Bukan hanya dalam bentuk kata-kata dan sikap, tetapi juga perlawanan fisik. Dalam kondisi ini, berikan pengertian bahwa anak harus menghargai pengasuhnya, sebab ia adalah pengganti orangtua ketika orangtua sedang bekerja. Jadi, orangtua harus bisa memberikan pesan kepada anak agar mau menurut kepada pengasuh. Selain tekankan juga kepada pengasuh agar senantiasa memberikan penjelasan saat memberikan perintah atau larangan kepada anak. Meski berbagai cara di atas dilakukan, harus diingat, perilaku membantah di usia ini tidak sekonyong-konyong akan hilang sendiri. Pasalnya, pada usia ini anak belum memahami dengan baik, mana yang benar dan mana yang salah. Singkatnya, bimbingan, penjelasan, dan pengawasan dari orangtua harus dilakukan secara kontinu.
KOMENTAR