Emosi di usia prasekolah sama dengan masa batita, yakni amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang. Yang membedakan pola emosi pada masa awal kanak-kanak dan pada masa akhir kanak-kanak adalah situasi yang membangkitkan emosi dan bentuk ungkapannya.
Situasi yang membangkitkan emosi dapat dicontohkan ketika anak sedang dihina. Batita umumnya tidak langsung terpancing emosinya ketika dihina, karena kemampuan berbahasanya belum baik, demikian pula dengan kemampuan kognitifnya. Berbeda dengan si prasekolah yang sudah memiliki kemampuan bahasa dan kognitif yang baik, maka ketika dihina dapat langsung menunjukkan reaksi dalam bentuk emosi negatif. Mengenai bentuk ungkapannya, pada masa batita anak mengungkapkannya dalam bentuk marah atau uring-uringan, sedangkan di usia prasekolah anak mengungkapkannya dalam bentuk murung atau menggerutu.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR