Mulailah melakukan “survei” rumah sakit/bersalin yang akan dipilih untuk tempat melahirkan si buah hati.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik:
Sama dengan pemeriksaan pada kontrol sebelumnya.
Pemeriksaan Kehamilan:
Evaluasi BB ibu, usia janin, ukuran janin, posisi janin, detak jantung janin, ukuran besar perut, dan lainnya, apakah semuanya normal atau tidak.
Pemeriksaan USG bila ada indikasi plasenta praevia, pertumbuhan rahim terlalu cepat (apakah karena hidramnion atau bukan), kelahiran prematus (untuk melihat ukuran janin), gangguan pertumbuhan janin (mengukur berat janin), serta memeriksa kelainan letak janin ataupun janin terlilit tali pusar sebelum persalinan
PERUBAHAN IBU:
Dari minggu ke-31 hingga ke-32, inilah beberapa perubahan yang dirasakan ibu:
Nyeri Ulu Hati
Terjadi karena janin bertambah besar sehingga tak menyisakan banyak ruang untuk lambung. Selain itu, jika ibu makan dalam porsi besar kemudian tidur dengan posisi berbaring, maka nyeri ulu hati akan muncul.
Saran:
Makanlah dalam porsi kecil tetapi sering, dan hindari posisi membungkuk.
Sering Cemas
Ini karena ibu khawatir menghadapi kehamilan yang semakin membesar dan memikirkan persalinan nanti.
Saran:
Banyak istirahat, makan cukup, relaks, tak bekerja terlalu berat.
Bagi Ibu Hamil Berisiko
Ibu hamil dengan kelainan jantung, hipertensi, dan preeklamsia, harus ekstra hati-hati. Pasalnya, usia kehamilan 32-34 minggu merupakan masa rawan, karena hemodilusi atau pengenceran darah mengalami puncaknya. Volume darah yang meningkat, beban kerja jantung kian berat.
Saran:
Banyak istirahat dan menghindari stres. Disamping, tetap mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter ahli jantung/hipertensi.
Bila sesak napas/sulit bernapas, sakit kepala, nyeri ulu hati, batuk-batuk, atau penglihatan buram, segera ke rumah sakit. Janin akan dipertimbangkan untuk dilahirkan bila terjadi perburukan kondisi ibu semisal tekanan darah tak kunjung turun atau meningkat terus.
Waspadai terjadi plasenta lepas dari dinding rahim. Bisa terlepas sebagian maupun terlepas total yang berujung syok pada ibu akibat kehilangan darah dalam jumlah besar maupun kematian bayi. Waspadai juga kantung air ketuban pecah/bocor. Bila terjadi, segera pergi ke rumah sakit terdekat.
Saran Lainnya:
Pantau terus gerakan janin (lihat Kontrol VII). Gerakan tak normal (kelewat aktif atau malah tak bergerak) bisa merupakan indikasi gawat janin.
Mulai kehamilan 32 minggu tak boleh ikut penerbangan jarak jauh, karena akan memperbesar risiko terjadi perdarahan, pecah ketuban, serta kontraksi.
Batasi atau hentikan hubungan intim bila mengalami perdarahan, nyeri setelah berhubungan, terjadi plasenta previa, selaput ketuban pecah, kehamilan kembar, punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran atau tanda-tanda ancaman keguguran serta hal lain yang berisiko terhadap terjadinya persalinan prematur.
Hubungan intim boleh dilakukan bila ibu tidak berisiko, namun perhatikan posisinya: berbaring miring dengan pria berada di belakang wanita. Selain itu, hindari orgasme karena bisa menimbulkan kontraksi rahim terlalu kuat sehingga menyebabkan kelahiran dini.
KOMENTAR