Tabloid-Nakita.com – Kehamilan kosong merupakan jenis keguguran yang paling sering terjadi pada trimester awal kehamilan. Kondisi ini disebabkan oleh sel telur yang sudah dibuahi tidak berkembang menjadi embrio. Maka jangan heran jika mendapatkan tes negatif setelah mendapatkan tes positif. Hal ini memang merupakan penyebab keguguran di awal kehamilan yang kerap terjadi.
Baca juga: Mengenal apa itu kehamilan kosong
Apa ya yang menyebabkan kehamilan kosong? Faktor genetk sangat dipengaruhi bahwa kromosom yang tidak normal menyebabkan kegagalan perkembangan sel telur. Biasanya sel telur memiliki kelebihan atau kekurangan kromosom. Pembuahan sempat terjadi namun sayangnya genetik tidak mampu mengembangkan jadi embrio. Pada dasarnya, Mama juga sulit untuk mencegah terjadinya kehamilan kosong ini.
Baca juga: Kehamilan kosong tanpa embrio
Kehamilan kosong memiliki beberapa gejala yang bisa disadari. Dimulai dengan pendarahan berat. Raanya seperti menstruasi padahal saat hamil, Mama tidak akan mengalami pendarahan sebanyak menstruasi. Kram parah juga jadi gejala kehamilan kosong. Kram yang berlebihan juga mungkin mengakibatkan kelainan kehamilan lainnya. Tanda yang paling jelas adalah hasil USG pada usia 7 minggu kehamilan yang tidak menunjukkan adanya embrio.
Saat mengetahui kehamilan kosong, biasanya dokter menganjurkan untuk menunggu beberapa hari atau minggu untuk menunggu respons tubuh terhadap kehamilan kosong. Setelah tidak ada respons, biasanya dokter akan memberikan obat untuk memicu rahim membersihkan isinya. Serta diakhiri dengan operasi atau kuret untuk membantu membersihkan rahim.
Baca juga: Kehamilan kosong harus tetap diatasi dengan kuretase
Setelah mengalami penyebab keguguran di awal kehamilan ini, apakah Mama bisa hamil dengan normal? Sebuah studi pernah menunjukkan sebanyak 80% wanita yang mengalami keguguran awal melahirkan bayi yang sehat. Jadi, jangan merasa kehamilan kosong akan menghambat kehamilan Mama berikutnya. Sebelum mulai hamil lagi, usahakan memeriksakan diri untuk mengetahui masalah eperti ketidakseimbangan hormon.
(Niken/What to Expect)
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR