Tabloid-Nakita.com – Sakit perut bisa jadi masalah kesehatan yang umum terjadi. Namun kadang si kecil tidak bisa mengidentifikasi apa yang ia rasakan sehingga sulit bagi Mama bagaimana melihat penyakit yang ia rasakan. Untuk itu, ada baiknya Mama mengetahui aneka perbedaaan dari penyebab sakit perut pada bayi agar menangani yang tepat sesuai dengan gejalanya.
Baca juga: Perut bayi buncit, normalkah?
1.Sembelit
Sembelit pasti menimbulkan gejala sakit perut. Gejala paling umum yang ditimbulkan dari sembelit adalah intensitas buang air besar yang kurang. Selain itu, biasanya tinja cenderung keras dan kering sehingga menyebabkan bayi kurang nyaman saat buang air besar. Berikan bayi cukup cairan untuk mengatasi sembelit. Jika sudah terlalu parah, Mama bisa memberikan obat untuk melunakkan tinja.
2.Begah
Anak yang begah agak sulit diidentifikasi. Biasanya ia hanya rewel dan menangis saja karena merasa gas di perut yang tidak nyaman. Anak akan memiliki gas di dalam perutnya jika mengonsumsi pemanis buatan atau sayuran seperti kol. Maka dari itu, jika setelah makan si kecil cenderung rewel artinya ada makanan yang kerap membuatnya menjadi begah.
Baca juga: Khasiat minyak telon untuk bayi
3.Flu perut
Gejala diare berat, muntah dan kehilangan nafsu makan bisa jadi gejala flu perut atau bahasa ilmiahnya gastroenteritis. Asupan cairan untuk mencegah dehidrasi dan mengatasi ketidak seimbangan elektrolit sangat dibutuhkan untuk mengatasi kondsi flu perut.
4.Intolernasi laktosa
Jika si kecil diare, muntah, tinja berdarah dan ruam setelah mengonsumsi susu, bisa jadi ia alergi susu. Dalam hal ini, tubuh sedang merespon protein yang ada di dalam susu. Meskipun ia mengalami alergi susu, Mama perlu selalu memberinya asupan kalsium yang cukup untuk tetap menjaga tumbuh kembangnya.
Baca juga: Menangani perut kembung pada bayi
5.Penyumbatan usus atau usus buntu
Penyebab sakit perut pada bayi yang mungkin terjadi adalah masalah pada saluran pencernaan. Mama bisa melihat tanda-tanda yakni sakit perut yang tidak kunjung sembuh dan bahkan meningkat intensitas dan frekuensinya. Jika sudah mengalami hal ini, ada baiknya Mama langsung membawanya ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
(Niken/New Kids Center)
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR