Tabloid-Nakita.com - "Ibu Mayke, anak saya (5) sudah duduk di TK. Menurut gurunya, diajar membaca susah sekali. Padahal teman-temannya sudah mengenal huruf. Saya ingin bertanya, pada umur berapakah seorang anak dapat dikatakan disleksia? Apakah bila telah di TK ataukah bila telah belajar membaca? Seperti sekarang banyak anak umur 2,5 atau 3 tahun, sudah banyak yang kursus membaca, dan di manakah tempat untuk mengetes anak, apakah disleksia atau tidak? Apakah pengidap disleksia yang terdeteksi di usia dini dapat diobati atau setidaknya dapat dikurangi? (Fifiet Maharani, Bandung)
Mengenai putra Ibu yang dikatakan belum mampu membaca, apakah Ibu sudah mencoba mengenalkannya pada abjad? Misalnya ketika jalan-jalan, melihat mesin ATM atau nama bank tertentu, nama merek makanan, pelat nomor mobil. Apakah dia bisa menyebutkannya?
Anak-anak usia prasekolah lebih cepat belajar, cepat paham, dan menyukai belajar, kalau kegiatannya dilakukan melalui pengalaman langsung, sambil mengamati berbagai benda, makhluk hidup yang ada di sekitar rumah, sekolah, dan tempat aktivitas lainnya. Anak bisa diminta menghitung ada berapa perabot di rumah yang bentuknya segi empat panjang.
Dari sini dia belajar dua hal, mengenai bentuk dan jumlah. Anak bisa diminta mengamati, berapa jumlah kaki ayam, dan berapa jumlah kaki kucing, kaki manusia, roda sepeda, roda bajaj, mobil, truk, motor, dan lain-lain. Apa kebiasaan yang dilakukan kucing ketika mau tidur, kenapa kucing mencakar-cakar pohon.
Agar anak mampu mengenal bentuk huruf dan angka, perlu didahului dengan mengenal berbagai bentuk geometris. Apakah sejak dia usia 2 tahunan sudah mulai Ibu perkenalkan di rumah? Apakah dia sudah paham nama-nama bentuk atau menyortir benda berdasarkan kesamaan bentuk?
Agak sulit untuk menentukan apakah si kecil mengalami disleksia atau tidak. Untuk menegakkan diagnosis bahwa anak mengalami disleksia, memerlukan serangkaian pemeriksaan yang sangat cermat. Anak disleksia biasanya tidak ada masalah dengan kecerdasannya.
Kemungkinan lain adalah anak belum bisa membaca karena metode pengajarannya tidak sesuai untuk dia, dan di rumah tidak ada pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) yang pernah dia peroleh, dan kesiapan mental anak untuk belajar secara formal belum ia miliki.
Sebaiknya Ibu konsultasi ke psikolog anak terlebih dahulu, selain itu Ibu melakukan stimulasi dengan cara yang sudah saya contohkan di atas. Semoga masalah anak belum bisa membaca ini bisa segera diatasi.
Narasumber: Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSI, Play Therapist dan Psikolog
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
KOMENTAR