Tabloid-Nakita.com - Melihat bayi yang mungil dan imut-imut memberi kesan ia seperti tak berdaya ya, Mam. Namun sebenarnya meski bayi tampak belum banyak bergerak, ia tetap harus belajar, terutama belajar menggunakan kemampuan motorik halusnya. Apa sih keterampilan motorik halus itu?
Keterampilan motorik halus merupakan kemampuan bayi yang berkaitan dengan koordinasi mata dan tangannya. Perlu dipahami, kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda, baik dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh stimulasi.
Harap juga diingat, keterampilan ini merupakan bekal bagi anak untuk melakukan berbagai hal saat besar nanti, seperti menulis, menggambar atau keterampilan-keterampilan yang menggunakan tangan. Tak hanya itu, dengan memiliki kemampuan motorik halus yang baik, anak pun akan tumbuh menjadi anak yang lebih detail, akurat, dan juga cerdas (ingat, keterampilan ini terkait erat dengan koordinasi mata).
Nah, di setiap fase, bayi membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya secara kontinu dan rutin. Kontinu dan rutin ini jangan diartikan sebagai pemaksaan lo Mam, Pap. Namun anggaplah sebagai pengingat bahwa Mama/Papa perlu lebih banyak melakukan kegiatan bermain (yang melibatkan tangan bayi) dengan fun.
Bila stimulasi tangan bayi kurang, ini yang akan terjadi:
* Stimulasi motorik halus yang kurang akan membuat koordinasi antara mata dengan keterampilan tangan si kecil menjadi kurang terasah. Hal ini bisa berdampak pada bidang akademisnya kelak. Contoh, kemampuan menulis anak saat di usia SD kurang baik atau anak bisa menjadi kurang teliti.
* Setiap stimulasi, meskipun diarahkan untuk motorik halus, akan terkait pula dengan aspek perkembangan lainnya. Baik itu motorik kasar, keterampilan sosial, hingga keterampilan bicara. Bukankah Mama kalau sedang bermain dengan bayi (baca: menstimulasi) tak mungkin hanya berdiam diri saja? Pastinya kita akan bermain sambil mengajaknya bicara. Dengan rajin menstimulasi, semua aspek perkembangan bayi berjalan sekaligus.
* Cermati setiap perkembangan motorik halusnya. Bila di usia 4 bulan, misal, si kecil belum bisa membuka genggamannya, perlu dicurigai adanya suatu masalah. Mengapa demikian? Karena perkembangan motorik halus berkaitan dengan kerja sistem saraf di otak. Jika ada kerusakan dalam otak, perkembangan bayi akan terganggu.
Nah, sudah jelas kan mengapa ketrampilan motorik halus bayi perlu dilatih?
(Dedeh Kurniasih)
KOMENTAR