Ketika dewasa, Karp dikirim lagi ke lembaga kesehatan mental untuk menjaga dirinya tetap aman, dan kali ini ia kehilangan banyak barang miliknya.
BACA JUGA: Anak Keempat Mantan Suami Tamara Bleszynski Telah Lahir, Wajahnya Gemas!
"Kondisi ini mengajari saya untuk tidak berbicara, tidak pernah curhat, tidak pernah membiarkan siapa pun tahu jika saya merasa ingin bunuh diri, karena apa pun solusi mereka untuk menghentikan saya bunuh diri, itu akan lebih buruk daripada kematian," tulisnya.
"(Orang yang hendak bunuh diri) tidak berbicara karena mereka tidak dapat mempercayai Anda atau siapa pun untuk tidak menghentikan mereka, karena kebutuhan dan rasa ketakutan Anda sendiri."
Cameron Beck, yang menderita depresi selama beberapa dekade mengatakan bahwa berusaha bunuh diri adalah hal terbaik yang pernah terjadi padanya.
"Orang-orang melakukan bunuh diri karena mereka depresi dan berpikir bahwa sesuatu yang menakutkan dalam hidup mereka akan berlangsung selama sisa hidup mereka. Jadi mereka membuat sisa hidupnya singkat," tulis Beck.
BACA JUGA: Bibir Dude Herlino Jadi Pusat Perhatian, Begini Reaksi Mengejutkan Alyssa Soebandono!
Ia bekerja di birokrasi yang besar, dan telah melakukan pelanggaran keamanan.
Beck menceritakan bahwa secara sosial dirinya terisolasi, hanya dirinya dan pikirannya.
Ia pun mulai berpikir hal-hal yang aneh dan konyol terkait ketakutan atas 'dosa' yang ia perbuat.
"Jadi tidak ada solusi selain membuat hidup saya sependek mungkin," jelasnya.
BACA JUGA: Bersihkan Paru-paru dari Racun Rokok dengan Minuman Alami Ini
Saya mengambil tindakan yang melibatkan alat-alat listrik. Untungnya, alat besar yang saya pilih rusak, memaksa saya untuk menggunakan alat yang kurang merusak. EMT tiba dengan waktu sekitar dua menit.
Kondisi ini pun akhirnya mempertemukan dia dengan dokter kelas dunia yang kemudian membantunya berhasil menyingkirkan rasa depresinya untuk selamanya.
Di Indonesia, nomor darurat 119 dapat digunakan untuk mencegah aksi bunuh diri, sekaligus konsultasi kesehatan mental. (*)
Source | : | Quora |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR