TabloidNakita.com - Jika ditanya enak nggak sih jadi ibu? Ehmm.... Beberapa orang yang sering bercerita bilang ‘enak’,'enak nggak enak’, 'mantap/maknyus’ (niruin gaya pak Bondan ). Berbagai anggapan orang tua saat memiliki anak. Ada yang menganggap anak adalah amanah sehingga berusaha sebaik-baiknya menjaga dan mendidik anaknya, ada juga yang menganggap anak sebagai sesuatu yang kebetulan (tak terencana), bahkan keberadaan anak dianggap tidak ada. Astaghfirullah.
Menjadi orangtua itu tidak mudah dan membutuhkan ilmu, apalagi seorang ibu yang hampir seluruh waktunya untuk si anak. Madrasah pendidikan pertama adalah ibu. Jika di awal kehidupan si anak kehadirannya tidak diterima dan terus berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya, maka akan berdampak pada bulan-bulan selanjutnya. Ingatlah, sejak dari dalam kandungan si anak sudah bisa mendengar dan merasakan psikologis ibu. Ibu yang suka menyesali kondisi yang terjadi pada dirinya dari hamil sampai melahirkan akan berdampak pada anak. Namun tidak serta merta ibu yang dipersalahkan jika anaknya bertingkah kurang baik, kadang orang di sekitar yang turut andil dalam menciptakan tingkah laku yang buruk pada anak.
Di awal kehidupannya di dunia, seorang ibu akan langsung diberi ujian kelelahan dalam ‘melayani’ si kecil, mulai dari seringnya mengganti popok karena pipis dan pup, pola tidur-bangun yang belum teratur, menyusui sampai harus bergadang di malam hari. Ilmu yang diberikan secara cuma-cuma dari orang di sekitar akan sangat berarti bagi si ibu.
Pada saat itu dukungan tenaga sangatlah dibutuhkan untuk kesehatan tubuh si ibu. Ibu yang kurang bisa mengatur/menyiapkan tenaga dan tidak didukung oleh keluarga untuk merawat baik bisa ambruk, jatuh sakit. Ayahlah orang yang paling dekatlah yang mampu menjadi pelipur lara, yang bisa dibagikan kesedihan si ibu dan membantu di kala malam. Ayah bisa bergantian menjaga si kecil di malam hari. Ayah bisa menggantikan popok dan memberi ASI perah sehingga ibu bisa istirahat dalam beberapa jam.
Pola tidur si kecil yang belum teratur membuat si ibu juga harus pandai-pandai menenangkannya dan sesering mungkin memberi asi pada si kecil. ASI yang merupakan sumber makanan satu-satunya pada bayi yang baru lahir membuat si ibu harus berusaha mencukupi kebutuhan ASI pada anaknya. Kebutuhan ASI akan bertambah seiring pertumbuhan tubuh si anak. Ibu yang kurang pandai mengatur menu dan tidak mau repot dengan pemberian ASI kadang mengalihkan ke susu formula. Ketercukupnya gizi ada ASI membuat bayi akan kuat dalam menghadapi virus yang setiap hari mulai dikenalnya. Kepandaian ibu dalam memilih sayuran yang mampu meningkatkan produksi asi (katuk, kacang-kacangan, sayur kacang, daun ketela, serta sayuran-sayuran hijau dan buah-buahan) ditambah asupan kalsium (susu, madu) akan membuat asi lancar dan bayi pun senang.
Beberapa hal yang biasa dikeluhkan ibu-ibu yang baru menjadi ibu berkenaan dengan asi.
Tenanglah para ibu…
Saat melewati 40 hari, bayi sudah mulai menyesuaikan diri dengan dunia barunya. Tidurnya sudah bisa diprediksi dan kita bisa membuat jadwal untuknya, namun seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya jadwal itu bisa berubah karena kebutuhan tidur akan berkurang dan asi akan bertambah.
Sabarlah,Bu…
Dalam kelelahan yang dirasakan
Dalam remuk tubuh yang tak terperi
serta dalam kantuk yang selalu menggelayuti, bersabarlah.
Penulis | : | Meliana Aryuni |
Editor | : | Meliana Aryuni |
KOMENTAR