Ada juga pelaku bullying yang berakar pada masalah keluarga, misalnya orangtua bercerai atau bertengkar di depan anak, sehingga ia mencontoh perilaku yang kurang baik yang dilakukan orangtuanya kepada orang lain.
Untuk mengatasi hal ini dan juga mencegahnya tidak terjadi, perbanyak kegiatan yang melibatkan lintas usia/kelas. Misalnya, dengan mentoring atau kegiatan kelompok yang mengharuskan semua anak untuk terlibat, memberikan pelatihan tentang bullying dan bagaimana mengatasinya. Misal, saat ada teman yang dibully, teman yang lain diajarkan harus berani menyampaikan/melapor kepada guru.
4. Memilih untuk putus sekolah kemudian membantu orangtua mencari nafkah.
Solusinya: Jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, ini terjadi lebih karena masalah ekonomi. Karena itu untuk mengatasinya bisa dibilang rumit. Penyelesaian masalah yang bisa dilakukan, tidak hanya dari pihak sekolah dan orangtua, namun juga harus ada campur tangan pemerintah, dan lingkungan sekitar.
Kalau sekolah memiliki kebijakan untuk memberikan beasiswa terhadap anak-anak yang tidak mampu, seharusnya hal ini dapat diatasi. Tapi sekarang ini lucunya, sekolah sudah gratis, tapi beban ini itu tetap ada dan banyak yang bilang lebih besar. Seperti uang buku, alat tulis, seragam, dan sebagainya.
Jadi alangkah baiknya jika orangtua dan pihak sekolah mau duduk bersama guna mencari solusi yang terbaik bagi anak-anak. Alangkah lebih baik jika di sini pemerintah setempat ikut serta mengatasi masalah ini.
Zali
Nara sumber: Ristriarie Kusumaningrum, M.Psi, Konselor Sekolah CIKAL—Jakarta.
KOMENTAR