“Sekitar pukul 20.30 malam, ketika menonton teve, tiba-tiba aku merasa “dlegggg”, kayak ada yang putus di perutku. Air ketubanku mengalir deras disertai darah, namun tidak merasa sakit. Aku, suami, ayah dan ibuku panik bukan main. Apakah aku akan melahirkan atau bagaimana? Bingung jadi satu. Aku dibawa kerumah sakit bersalin, di mobil air ketubanku tetap mengalir. Rasa sakit, mulas-mulas mulai terasa di rumah sakit, untuk mengusir rasa cemasku yang berlebihan, aku minta suami untuk membelikanku nasi goreng yang merupakan makanan favoritku. Setelah makan nasi goreng, hatiku sedikit lega, adeeem. Niatku tetap melahirkan normal, namun setelah ditunggu 2 hari di ruang bersalin, tidak ada pembukaan sama sekali, dokter pun memutuskan untuk operasi sesar. Aku langsung down, takut bukan main, takut mati, takut baby-ku kenapa-kenapa, takut baby-ku dapat ibu tiri, dan lain-lain campur jadi satu. Tangisku pecah enggak karu-karuan, sambil menangis, aku berdoa, berzikir dengan segenap kemampuanku. Tanggal 27 Mei 2011, pukul 08.00 aku memasuki ruang operasi, pukul 08.30 terdengar tangisan bayiku. Alhamdulilah, lega... terimakasih ya Allah atas semua nikmat yang Engkau berikan.”
Kiki Ratnaning Arimbi, S.Pd., Jombang
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
KOMENTAR