Saat fenomena ini sangat menarik bagi wisatawan, petani Dieng justru merasa sedih.
Warga setempat menyebut fenomena ini dengan istilah 'bun upas' atau embun racun.
Bukan tanpa alasan warga menyebutnya sebagai embun racun.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Parayudhi, dibalik panorama Dieng yang indah, bun upas menjadi semacam momok bagi petani.
Karena embun ini dapat membunuh tanaman di kebun seketika itu juga.
Meski tipis, embun es ini masih bisa menyebabkan bibit tanaman menguning dan mati.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada petani untuk melakukan langkah antisipatif untuk mengatur pola tanam dengan mengikuti informasi iklim dari BMKG.
BACA JUGA: [VIDEO] Tanya Pakar - Dampak dari Kelebihan Konsumsi Vitamin C
Bahkan salah satu petani kentang di Desa Dieng Kulon, Sutopo, mengatakan bahwa bulan Juli ini bun upas sudah 2 kali menyerang tanaman kentang di kebunnya.
"Sudah dua hari kemarin, tapi paling parah hari ini, tidak banyak yang bisa dilakukan, antisipasinya paling cuma dikasih jaring biar embun tidak sampai jatuh ke permukaan daun," ungkapnya melansir Kompas.com.
Selain mengancam tanaman, embun es ini berisiko pada kesehatan warga sekitar, seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Ahmad Setiawan, Jumat (6/7/2018).
Beberapa gangguan kesehatan yang dapat terjadi adalah hipotermia, radang paru-paru, hingga kerusakan jaringan.
Sedangkan gejala yang dapat dirasakan pada umumnya adalah gangguan pernapasan hingga gangguan irama jantung.
BACA JUGA: Bersuhu 2 Derajat, Wisata Dieng Jawa Tengah Penuh Bunga Es, Membeku Bak Eropa!
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR